Gaya Membaca Yang Menunjang Kemampuan Menulis
Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis
Membaca
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses menulis. Dengan membaca
seseorang akan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dimana itu menjadi
modal awal untuk bisa menulis tanpa batas. Ia tidak akan pernah kehabisan ide
tentang apa saja yang akan dituliskannya. Sehingga tidak heran banyak orang
yang mengatakan bahwa membaca itu berbanding lurus dengan kemampuan kita dalam
menulis. Oleh karena itu jika ingin menulis maka paksakan diri untuk banyak
membaca.
Membaca
dan menulis bagaikan sepasang sepatu yang saling membutuhkan. Hilang sebelah
kanan maka sepatu yang kiri tidak akan bisa digunakan, begitu juga sebaliknya,
hilang sebelah kiri maka sepatu kananpun tidak akan punya arti. Tapi perlu
digaris bawahi gaya membacanya juga harus diperhatikan. Karena tidak semua
orang yang rajin membaca maka secara otomatis ia bisa menulis.
Gaya
membaca yang menunjang kemampuan kita untuk bisa menulis terlihat dari beberapa
hal. Pertama, ketika membaca maka makna
yang tertuang dalam bacaan harus semaksimal dicerna. Mencerna makna akan
memberikan ruang tumbuhnya ide baru. Ide baru tersebut akan menjadi bahan
mentah ketika kita ingin menulis. Nah disnilah terkadang memang kita rajin
membaca, tapi apa makna dari yang kita baca tidak pernah dicerna atau hanya
numpang lewat saja di kepala. Sehingga apa yang terjadi menulispun tak pernah
terjadi karena ide tak kunjung ditemui.
Kedua, gaya
membaca yang menunjang kita bisa menulis adalah gaya membaca yang sambil
membaca sambil menulis. Kalimat ini menjelaskan bahwa ketika kita membaca usahakan
makna yang kita cerna tadi langsung dituliskan. Tidak perlu panjang lebar namun
cukup buatkan titik penekanan dari setiap bacaan atau bahasa lainnya buatlah
peta konsepnya. Sehingga peta konsep itulah sebagai pengikat makna yang
tertuang dalam setiap buku yang kita baca. Mengapa ini perlu dilakukan karena
kita memiliki kelemahan yaitu sering lupa. Jika tidak langsung dituliskan maka
ia akan hilang begitu saja. Dari peta konsep yang telah dibuat maka seusainya
membaca barulah diolah dan dikembangkan untuk menjadi bait dan paragraf dalam
menjelaskan apa makna dari setiap penekanan.
Inilah
gaya membaca yang harus dilakukan jika kita ingin menjadi penulis. Gaya membaca
sangat menentukan bisa tidaknya kita menulis. Karena sekali lagi orang yang banyak
membaca belum tentu bisa menulis namun orang yang menulis pasti ia banyak
membaca.
Tidak ada komentar