Mengulas Era Pra dan Pasca Metodologi Dalam Pengajaran Bahasa

Oleh Ria Nirawati, Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) YAPIS Dompu, NTB.

Metode mengajar adalah cara yang dirancang pendidik untuk mengajar. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (2002) metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari suatu pengajaran yang sebagai mana teknisnya suatu bahan pengajaran diberikan kepada siswa-siswa di sekolah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan banyak hal kepada orang lain. Pada era prametode ini membahas tentang kepraktisan dalam pembelajaran bahasa yang dimana memberi pemahaman kepada pendidik agar mengetahui kondisi pengajaran bahasa yang bervariasi. Dengan menerapkan metode dalam mengajar seorang guru atau calon guru dapat memahami tingkat kemampuan yang dimiliki.
Adapun metode dan teknik pengajaran bahasa yang berlangsung di zaman kuno sampai tahun Sembilan puluhan dan selama saat itu berkembang sedikit tidaknya metode, yaitu metode tatabahasa-terjemahan (MTT), metode langsung (ML), metode kompromi (MK), dan metode membaca. 

Metode tata bahasa-terjemahan digunakan untuk tujuan pelatihan mental atau pikiran. Metode ini berfungsi mengasah pikiran sehingga peserta didik diharapkan mampu menkaji hal-hal yang terjadi dengan berdasarkan peristiwa secara teratur.

Metode langsung yang biasa dikenal direct method ini dimana pendidik langsung menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam mengajar. Metode ini sangat menghindari penggunaan bahasa Ibu peserta didik dan terjemahan.

Prosedur pengajaran ML biasanya dalam bentuk dialog dan anekdot dalam gaya percakapan modern yang sebelumnya telah dirancang. Dalam penilaiannya Stern (1983) metode langsung adalah beberapa praktisi dan pemikiran kritis yang teoritis tentang hakikat bahasa dan pembelajaran oleh beberapa ahli kebahasaan dan upaya menciptakan situasi penggunaan bahasa dan untuk melatih siswa untuk menghindari bahasa ibu.

Metode kompromi yaitu belajar mengutarakan atau mendiskusikan tentang yang terdapat dilingkungan. Contoh kita ambil sampul pada teknik pengajaran anak-anak (TK dan Sekolah Dasar) karena menggunakan metode pengajaran yang ada disekitar. Memperkenalkan hal-hal terdapat disekitar kita.

Dilanjutkan dengan metode membaca yang sebagaimana yang telah kita ketahui membaca adalah kegiatan mendapatkan ilmu/informasi dan media yang telah kita baca. Membaca dipandang sebagai keterampilan yang paling bermanfaat dalam belajar bahasa asing. Dalam penilaian Stern (1983) metode membaca yaitu mengajarkan dapat menemukan teknik baru mengajar bahasa dan mendapatkan kosa kata sebagai tanda adanya peningkatan hasil baca.

Selanjutnya era pasca metode pengajaran bahasa bertujuan agar siswa aktif dalam proses peningkatan pembelajaran bahasa, disamping itu pendidik dituntut agar memiliki kemampuan mengajar untuk membuat peserta didik mempunyai keberanian untuk berkomunikasi berkomunikasi berdasarkan pembelajaran yang telah didapatkan dalam kelas terhadap masyarakat. 

Semuanya dapat diurai secara singkat seperti pedagogi pasca metode, Kumararandirelu (2003) pedagogi pasca metode yang telah ditentukan, untuk dapat melaksanakan pedagogi ini guru harus telah memiliki pengalaman agar mampu menerapkan terhadap metodenya.

Bersambung dengan guru pasca metode yaitu para guru hendaknya mengetahui peran-peran mereka yang paling penting dan paling berharga dalam pendidikan (Kumararandirelu, 2003). Guru pascametode menuntut pendidik agar lebih mengetahui, mahir dan mandiri dan memiliki informasi yang memadai untuk merancang metode kemudian mempraktikkan apa yang telah mereka teorikan.

Para guru dalam era pascametode, seperti yang kita ketahui guru bukan saja pendidik namun guru adalah pengajar yang harus member kontribusi positif terhadap peserta didik maupun lingkungan. Sementara itu, Kumararandirelu (2003) telah mengidentifikasi tiga peran guru yang terkait dengan prefektif yang berbeda yang prefektif transmisi, prakfitif pasca transmisi dan pascametode.

Empat hal yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa, pembelajaran melalui mendengarkan dan membaca dimana peseta didi dialihkan pada gagasan materi yang disampaikan lewat bahasa. Kemudian belajar melalui luaran yaitu belajar berbicara dan menulis difokuskan siswa pada pemaparan gagasan dan pada orang lain. 

Selain itu belajar melalui perhatian berfikir dan metode bahasa yaitu peserta peserta didik dituntut mengkaji kosakata dan makna pembelajaran dan menjelaskan tatabahasa, dan terakhir pengembanagan penggunaan butir bahasa yang telah dipelajari.

Era metode prametodologi dan pascametodologi pengajaran bahasa ini bertujuan member informasi kepada guru dan calon guru tentang perkembangan metodologi pengajaran dari awal perkembangan. 

Pengajaran bahasa, informasi tersebut diharapkan dapat membantu para guru dan mahasiswa calon guru dalam memahami kondisi pengajaran bahasa yang sangat beragam saat ini dari segi pendekatan/metode yang dihasilkan oleh berbagai upaya pengembangan pengajaran bahasa.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.