Memintarkan Orang Bodoh: Kesaksian untuk almarhum M. Dawam Rahardjo


Oleh Dr. Abdul Khoir Hs., Unisma Bekasi

Prof. Dawam Rahardjo salah satu yang pernah menjadi rektor Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi selama dua periode. Kebiasaan pak Dawan sebagai rektor setiap hari Senen jam 09.00 s.d 12.00 melaksanakan briefing dengan para bawahannya. Satu kali beliau sengaja mengundang para dosen ke ruangannya hanya untuk mendengarkan keluhan dan cara dosen mengajar. 

Beberapa dosen menyampaikan pengalamannya masing-masing. Namun ada satu keluhan yang disampaikan salah satu dosen. Dosen itu mengeluhkan sulitnya mengajar mahasiswa karena dia menganggap mahasiswa Unisma adalah mahasiswa kelas 3 bahkan kelas 4. Mahasiswa dari  sisa saringan perguruan tinggi negeri dan swasta yang sudah tidak menerima lagi.

Mendengar keluhan itu pak Dawam marah besar sampai menggebrak meja, lalu berkata " tugas saudara mengajarkannya, mereka itu mahasiswa kita, tugas saudara memintarkan yang bodoh". Kalau tidak salah peristiwa itu terjadi di tahun kedua beliau memimpin di UNISMA Bekasi. 

Beliau sangat santun dan bersahaja menghadapi siapa saja. Karena itu kami jarang sekali mendengar pak Dawam marah seperti itu. Tentu saja membuat kita para dosen seperti diseblok air ke muka. Suasana di ruang kerja rektor jadi senyap dan terdiam seribu bahasa. Sejenak setelah itu, beliau dengan sedikit lebih lembut menasehati kami. 

"Kita ini dosen, para pendidik yang mengedepankan nilai-nilai optimisme dan keikhlasan dalam tugas utama menjadikan para  murid dan mahasiswa menjadi pinter dan siap menghadapi masa depan mereka". Kemudian mengakhiri nasehatnya dengan ungkapan "Menjadi dosen tidak boleh mengeluhkan keadaan mahasiswa. Karena begitu anda mengeluh berarti anda tidak pantas menjadi dosen."

Nasehat ini saya kira  sangat berkesan bagi kami para dosen muda saat itu yang notabene di perguruan tinggi swasta di Bekasi yang sedang mulai berbenah. Pak Dawam Rahardjo sebenarnya lebih dikenal sebagai sosok ilmuan ekonomi kerakyatan bersama dengan mas Adi Sasono di LSMnya. 

Karena pengalaman lapangannya di LSM itu maka gaya kepemipinan di Perguruan Tinggi menjadi sangat elegan dan partisipatif. Kami semua yang pernah dipimpin pak Dawam Rahardjo di UNISMA Bekasi banyak belajar tentang banyak hal dari mulai merumuskan dan mewujudkan Visi, Misi perguruan tinggi hingga revitalisasi organisasi yang efisien dan efektif. 

Terimakasih senior, terima kasih guru. Semoga jasa baik besarmu menjadi kendaraan menuju surgaNya. Amin



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.