Kerja Tim: Kunci Kemajuan Sekolah


Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis

Sekolah sebagai organisasi jasa yang produknya adalah melahirkan generasi yang tangguh sebagai pemenang di masa yang akan datang. Sebagai oraganisasi jasa keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh kekompakan Sumber Daya Manusia (SDM) di dalamnya (teamwork).

Kekompakan bukan hanya tertuju pada level strategis saja melainkan semuanya ikut serta, baik pada level Top, Middle dan Lower. Level Top dimaknai sebagai bagian dari unsur pucuk pimpinan paling atas yaitu Kepala Sekolah. Adapun Middle adalah bagian pimpinan pada unsur menengah seperti Wakil Kepala Sekolah. Sedangkan lower itu adalah unsur paling bawah dari struktur organisasi yang ada, yaitu, Guru, TU, Tenaga kebersihan dan Petugas keamanan.

Kemajuan sekolah akan terwujud ketika manusia sebagai mesin penggerak di saling bahu membahu untuk membesarkan sekolah. Bahu membahu tersebut mengacu pada satu visi yang melambangkan tujuan universal organisasi. Mewujudkan visi adalah tanggungjawab bersama. Sehingga tidak ada pembeda antara kepala sekolah, guru dan lain-lain dalam hal menggapai visi yang telah ditetapkan. Hanya saja dibedakan berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing yang berbeda.

Semua bagian harus sadar akan tugas dan fungsinya masing-masing. Ketika ini dilakukan maka kemajuan sekolah akan tumbuh dan tumbuh semakin besar. Mereka tidak sibuk mengurus pekerjaan orang lain melainkan i fokus dengan amanah yang diberikan saat ini. Tidak saling iri atas posisi yang lebih tinggi atas orang lain dapatkan. Karena ia yakin ketika bisa bekerja dengan baik dan maksimal suatu saat ia juga bisa menjadi seperti dia dan mereka.

Tercapainya visi sekolah tak ubahnya seperti membangun sebuah Piramid. Piramid tersebut dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu Top-Middle-Lower. Dimana puncak dari piramid tersebut dilambangkan sebagai visi sekolah. Visi sekolah akan tercapai ketika tiga tingkatan tersebut bekerjasama dengan baik. Tidak saling menjatuhkan justru sebaliknya saling memberikan kekuatan. Kekokohan piramid dibangun dari bahan dasar yang berbeda yaitu semen, pasir dan bata. Meskipun mereka berbeda fungsi namun tetap membentuk satu kesatuan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.

Begitulah kemajuan sebuah sekolah. Sekolah tidak akan maju ketika para pengelola di dalamnya tidak kompak. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam rangka menumbuhkan semangat kekompakan bagi anggota organisasi, yaitu:

Komunikasi efektif
Komunikasi merupakan jantungnya organisasi tak terkecuali sekolah. Komunikasi sangatlah berpengaruh bagi keefektifan dan kekompakan anggota organisasi. Komunikasi di sini bukan hanya tertuju pada unsur vertikal saja melainkan vertikal kepada horizontal dan horizontal sesama horizontal. Sehingga dengan adanya pola komunikasi yang efektif tersebut akan menyatukan kembali semangat yang mulai retak dan hubungan yang mulai terbecah belah antara anggota organisasi.

Menempatkan seseorang pada tempatnya
Barangkali sebagian orang tidak menganggap ini terlalu penting. Tapi bagi orang yang menginginkan kemajuan organisasi bagian ini harus dipegang teguh. Seringkali kekompakan organisasi menjadi retak disebabkan penempatan kerja yang tidak sesuai dengan potensinya. Ketika ini dilakukan maka yang akan terjadi adalah timbulnya kecemburuan sosial. Gunakanlah prinsip “the right man on the right place” atau dalam Islam juga ditegaskan lewat sebuah hadist yang artinya “apabila suatu pekerjaan diemban oleh orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran”.

Berikan penghargaan dan hukuman yang tepat
Karena manusia bukanlah robot melainkan makhluk yang punya hati dan fikiran yang mempengaruhi mereka dalam berkerja, maka kehadiran penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) sangatlah dibutuhkan dalam menumbuhkan semangat kerja optimal. Berikan penghargaan ketika ia berprestasi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab.

Penghargaan yang diberikan akan berdampak pada kepuasan dalam bekerja dan secara otomatis juga akan meningkatkan loyalitas terhadap organisasi. Begitu juga sebaliknya berikan mereka hukuman ketika tidak mampu melaksanakan tugas dan tanggungjwab sesuai aturan. Dalam memberikan penghargaan dan hukuman hendaknya tepat pada sasaran. Jika tidak maka kita telah memberikan ruang untuk retaknya satu kesatuan anggota organisasi.



*Sumber gambar: Google





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.