METODE KHUSUS PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

Oleh Sri Riatni, Mahasiswi PAI Unisma Bekasi




Tulisan ini merupakan ulasan buku yang berjudul Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam karya DR. Syukri diterbitkan oleh Kencana tahun 2020. Buku ini tebalnya 236  halaman. Buku ini menjelaskan cara khusus mendidik dan membimbing peserta didik dalam beragama Islam dan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dalam materi Agama Islam (Fikih, Akidah/Akhlak, Al-Qur’an/Hadis).

Setiap guru atau pun dosen penting menggunakan berbagai metode atau menggunakan variasi metode dalam proses pembelajaran. Hal ini, membuat peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran, serta peserta didik yang memiliki gaya belajar yang berbeda sehingga dapat menyerap pelajaran dengan baik apabila menggunakan variasi metode dalam proses pembelajaran, dan setiap peserta didik memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut Howard Gardner bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapresonal, dan kecerdasan naturalis. Oleh karena itu setiap guru atau dosen pendidikan agama Islam (PAI) hendaknya memahami dan menguasai berbagai macam metode sehingga dapat menggunakan variasi metode dalam proses pembelajaran.

Selain menggunakan berbagai variasi metode dalam proses pembelajaran, penerapan alat atau media juga sangat penting dalam pembelajaran agama Islam karena dapat membatu memperjelas materi. Misalnya pada mata pelajaran fikih, materi haji dan umrah, maka guru mengajak siswa keluar ruangan menuju miniatur Ka’bah yang diletakan di depan atau di samping halaman sekolah. Hal ini, dapat menghasilkan pemahaman siswa yang sangat kuat dan lama ingat.

Seorang guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pemilihan metode khusus pendidikan agama Islam yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, beberapa prinsipnya adalah :

1.      Tujuan.

2.      Materi.

3.      Alat peraga yang tersedia.

4.      Kemampuan berpikir peserta belajar.

5.      Kemampuan guru menguasai metode.

Dalam pemilihan metode seorang guru juga harus melihat jenjang pendidikan. Karena setiap jenjang pendidikan memiliki perbedaan umur dan kematangan berfikir yang berbeda-beda baik dalam jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan tingkat atas. Maka pemilihan metode yang diterapkan kepada mereka akan berbeda disesuikan dengan jenjang pendidikan mereka.

Siswa Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sederajat, penerapan metode yang cocok untuk anak berumur 6 tahun sampai 12 tahun yaitu menggunakan metode hafalan. Karena memiliki memori sangat baik untuk menerima hafalan dengan cepat, memori mereka masih kosong dari informasi lain, dan anak-anak sejak dini sudah dibiasakan menggunakan otak kanan yang khusus berfungsi menghafal.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah sederajat, penerapan metode yang cocok untuk anak remaja atau sudah akil balig, sudah mulai menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangannya yaitu menggunkan metode demonstrasi dan praktik. Selain mereka mengetahui makna ataupun pengetahuan tentang suatu ilmu dan mereka dapat mempraktikan dalam kehidupannya.

Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah sederajat, penerapan metode yang cocok untuk anak yang sudah memasuki usia dewasa sudah siap menggunkan semua jenis metode, mulai dari menggunkan metode yang sederhana hingga menggunakan metode yang kompleks dalam proses pembelajaran. Dan Mahasiswa di Perguruan tinggi, Dosen dapat menerapkan metode variatif dalam berbagai macam materi perkuliahan.

Di dalam buku ini membahas dua metode khusus, pertama mengenai metode khusus pendidikan agama Islam dan kedua mengenai metode khusus pembelajaran agama Islam. Antara pendidikan dan pembelajaran dalam agama Islam dibedakan dalam penggunaan metode dalam proses pembelajaran.

Pertama, macam-macam metode khusus pendidikan agama Islam adalah (1) metode keteladanan, guru hendaknya memberikan contoh yang baik kepada peserat didik agar peserta didik dapat meniru dan melaksanakannya. (2) metode nasehat (Mau’izah), dapat melembutkan hati serta mendorong untuk beramal. (3) metode hukuman, tindakan yang diberikan kepada peserta didik sebagai akibat pelanggaran atau perbuatan menyakiti orang lain yang telah dilakukannya. (4) metode janji dan ancaman (Targhib dan Tarhib), Targhib ialah suatu janji yang memberikan kesenangan dan kenikmatan sebagai balasan perbuatan baik seseorang adapun tarhib ialah ancaman karena dosa atau kesalahan yang dilakukan seseorang. (5) metode perbandingan, cara membandingkan suatu masalah yang mengandung dua hal yang baik dan yang buruk.

Kedua, macam-macam metode khusus pembelajaran agama Islam adalah (1) Metode Perumpamaan, (2) Metode qiyas, (3) Metode Simbol, (4) Metode Kiasan, (5) Metode Hafalan, (6) Metode Praktik, (7) Metode Demonstrasi, (8) Metode Bermain Peran, (9) Metode Resitasi (Pemberian Tugas), (10) Metode Pengamatan (Temuan/Inquiry), (11) Metode Eksperimen, (12) Metode Pemecahan Masalah.

Metode khusus pendidikan agama Islam dan metode khusus pembelajaran agama Islam, keduanya memiliki dasar dari Al-Qur’an. Dan macam-macam kedua metode ini juga dijelaskan bagaimana mengaplikasikan peggunaan metode dalam proses pembelajaran selain itu terdapat kelebihan dan kekurangan saat metode diterapkan dalam proses pembelajaran baik pada macam-macam metode khusus pendidikan agama Islam ataupun pada macam-macam metode khusus pembelajaran agama Islam.

Sebagai pendidik harus mengetahui kemampuan atau gaya belajar peserta didiknya, karena hal ini sangat penting di perhatikan agar siswa dapat memahami pembelajaran dengan baik. Terdapat tiga gaya belajar, Pertama, gaya belajar audio (mendengar). Gaya belajar audio mereka lebih cocok menggunakan metode ceramah, tanya jawab, metode diskusi dan hafalan. Kedua, gaya visual (melihat). Gaya belajar ini mereka lebih cocok menggunakan metode demonstrasi disertai gambar baik gambar diam atau hidup. Ketiga, gaya kinestetik (praktik). Gaya belajar kinestetik lebih cocok menggunakan metode eksperimen, metode demonstrasi, metode praktik, metode bermain peran, metode simulasi dan metode karyawisata.

Kritik

Buku Metode khusus pendidikan dan pembelajaran agama Islam karangan Dr. Syukuri, ini dapat menjadi pegangan untuk guru ataupun calon guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menerapkan metode khusus proses pembelajaran PAI. Terdapat lima metode khusus pendidikan agama Islam dan dua belas metode khusus pembelajaran agama Islam yang diterangkan dalam buku ini.

Dalam buku ini sudah sangat bagus memberikan macam-macam metode baik dalam metode khusus pendidikan agama Islam ataupu metode khusus pembelajaran agama Islam, tetapi metode yang diberikan atau dijelaskan dalam buku masih tergolong metode yang lama atau yang sering dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

Buku ini dijelaskan berbagai macam metode yang tergolong metode lama atau yang sering dilakukan oleh guru PAI, alangkah baiknya metode yang diberikan lebih terbaru dan kekinian dengan mengikuti perkembangan zaman.

Contoh metode yang terbaru dan kekinian diantaranya Mind Meping, Discoverry Learning, dan jika dikaitkan dengan kondisi sekarang yaitu adanya Covid-19, proses pembelajaran dilaksanakan dengan jarak jauh, jadi dapat digunakan metode pembelajaran berupa project based learning, daring method, luring method, home visit method, blended learning.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.