Menjaga Optimisme Pendidikan di Tengah Pandemi

Oleh Abdul Ghofur, Dosen Universitas Islam 45 (UNISMA) BEKASI

Sejak ditetapkannya pandemi di tanah air tertanggal 2 Maret 2020 hingga saat ini, jumlah kasus positif dilaporkan sebanyak 28.233 kasus. Ini dimungkinkan terus bertambah.  Indonesia menempati urutan kedua di Asia Tenggara dibawah Singapura.

Jumlah kasus kematian hingga hari ini tercatat 1.698 dan 8.406 yang mengalami kesembuhan. Sementara yang sedang dirawat berjumlah kurang lebih 18.129 pasien. Sungguh ini adalah wabah nasional bahkan global, karena hampir seluruh dunia tidak ada yang tidak terkena imbasnya baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Mengutip dari surat kabar Live Science bahwa wabah terjadi perseratus tahun. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1720 terjadi wabah besar di Marseille. Bakteri yang bernama Yersinia Pestis menghantui hampir seluruh negara Prancis, kurang lebih 100.000 orang dinyatakan meninggal disebabkan bakteri tersebut. 

Pada tahun 1820 terjadi Pandemi Kolera, pusat wabah tersebut berada di wilayah India, Myanmar dan Srilanka. Bahkan Thailand dan Indonesia pun tidak luput terkena imbasnya. Ratusan ribu manusia meninggal disebabkan wabah tersebut. Sementara wabah yang terbesar adalah adalah tahun 1920. 

VH1N2 yang berpusat di Spanyol yang menjangkit 500 juta manusia, setidaknya ada 20 juta manusia yang mati disebabkan oleh virus tersebut. Ini adalah wabah yang paling mematikan dalam sejarah dunia. Dan pada tahun 2020 ini pun terjadi hal yang sama, Covid 19 yang muncul di Wuhan, Cina menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. 

Cepat menyebarnya virus tersebut disebabkan karena akses manusia antar negara sangat mudah. Dengan adanya transportasi yang super cepat dan mobilitas manusia yang semakin tinggi menjadi faktor utama penyebaran virus ini. 

Menurut berita yang dikeluarkan Kompas, tertanggal 12 April 2020 lalu, jumlah korban yang terjangkit Covid 19 adalah sebanyak 1.784.331 yang terdiri kurang lebih 200 negara seluruh dunia. Dan angka tersebut terus mengalami kenaikan yang kita tidak tau entah sampai kapan akan berakhir.

Optimisme Pendidikan

Pandemi adalah sebuah permasalahan global yang tidak hanya terjadi pada satu aspek saja tetapi hampir semua aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan sangat merasakan dampak dari Pandemi tersebut. Tidak hanya di kota-kota besar, bahkan di desa dan wilayah-wilayah yang terisolir dari dunia modernitas pun memberlakukan protokol kesehatan yang sama. Semua proses pendidikan dialihkan menjadi jarak jauh (daring). 

Kesiapan menguasai teknologi mau tidak mau menuntut semua lapisan agar melek teknologi. Mulai dari Guru, orang tua bahkan siswa didik. Ketika kondisi memaksa kita untuk memberlakukan pendidikan system jarak jauh maka permasalahan dilapangan bermunculan. Mulai dari jaringan internet yang tidak merata, belum melek teknologi, penyediaan paket data oleh pelaku pendidikan bahkan penguasaan media menjadi tantangan tersendiri dalam memaksimalkan hasil pendidikan.

Selama ini pendidikan kita menitikberatkan pada fungsi dan peran institusi. Mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan seterusnya. System diatur sedemikian rupa, mulai jam pelajaran, tempat, bahkan pola pun dikondisikan sedemikian rupa. Dengan kondisi seperti ini, disaat social distancing diberlakukan ke semua aspek kehidupan, akankah system lama masih dipertahankan? Tentu jawabannya adalah “Tidak”. 

Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 bahwa system pendidikan nasional diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Artinya sebuah lembaga dengan resmi dan sadar dapat mewujudkan suasana belajar melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat diterima oleh semua pihak selama tujuan pembelajaran tercapai. Apapun dan bagaimanapun metodologi dan system yang dipergunakan dipersilahkan untuk berinovasi sebagai upaya percepatan dalam peningkatan kualitas pembelajaran.

Pandemi ini sungguh merupakan sebagai bentuk revolusi nyata dalam bidang pendidikan. Seluruh stakeholder dituntut untuk bisa mengoperasikan system digital yang telah disediakan oleh teknologi. Baik itu media Zoom, Skype, TeamLink, Google Meet bahkan What’s up menjadi alternative untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut.

Baik guru, Ustadz, Kyai, dosen atau semua yang yang berkepentingan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan berlomba-lomba belajar untuk menguasai media tersebut. Ini adalah sebuah kemajuan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dimana para pelaku dengan sadar diri merasa butuh untuk menguasai teknologi baik terpaksa maupun suka rela. 

Apa yang terjadi saat ini, sekalipun manusia kebanyakan menganggap sebuah musibah tetapi sebagian lain ada yang mengatakan sebuah berkah. Karena, ternyata banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil dari Pandemi ini. Terlebih bagi manusia beragama, ternyata Pandemi dapat meningkatkan keimanan tersendiri dalam perjalanannya menuju kepada Tuhan.

Sekalipun akan dijumpai banyak problematika dalam pelaksanaan belajar mengajarnya, terlebih untuk kalangan dunia pesantren atau semisalnya bahkan banyak analisa bahwa kualitas pendidikan kita akan mengalami penurunan tetapi kita tetap perlu menjaga optimisme dalam menghadapi ujian ini. 

Kita meyakini bahwa kendala tersebut tidak hanya dialami oleh bangsa kita tetapi oleh seluruh bangsa-bangsa yang ada di dunia terutama negara-negara berkembang dimana system teknologi dan informasi dari bangsa tersebut belum merata. 

Kita tidak sendiri, apapun yang terjadi kita meyakini bahwa Tuhan sedang menguji bangsa ini dan akan mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih indah dari sebelumnya. Kekuatan keyakinan inilah menjadi pemantik semangat tersendiri bagi orang beriman seperti mayoritas rakyat Indonesia miliki.

Beberapa waktu lalu, salah satu dampak dari Covid 19 ini maka Ujian Nasional ditiadakan oleh pemerintah sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus yang sedang viral ini. Kebijakan pemerintah ini sudah tepat dilakukan, sekalipun banyak yang pro dan kontra. 

Tidak memuaskan semua pihak memang, tetapi menyelamatkan nyawa manusia jauh lebih penting dari apapun. Peran pemerintah dalam mensukseskan program-progam pendidikan sungguh sangat nyata dinantikan, dukungan moril maupun materiil sungguh sangat diharapkan oleh seluruh stakeholder pendidikan terutama bagi guru atau murid yang terkena Virus Corona ini. 

Bahkan tak hanya dalam bentuk pelayanan kesehatan tetapi juga bagaimana ketika mereka saat dirawat tetap mendapatkan perhatian dalam bidang pendidikan. Hemat penulis perlu adanya kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan dalam menghadapi prolem seperti ini. Sekalipun ini membutuhkan energi dan perhatian khusus namun perlu adanya komunikasi yang serius dalam menyikapi problem besar yang sedang dihadapi oleh seluruh generasi bangsa ini. 

Sebagai penutup dari tulisan singkat ini, kita sebagai insan akademisi berharap betul kepada semua elemen untuk saling bahu membahu dalam mensukseskan kegiatan belajar mengajar setiap peserta didik kita. Mulai dari tingkat perguruan tinggi hingga jenjang paling rendah untuk berperan aktif dan mensupport jalannya kegiatan belajar mengajar. 

Saling menginovasi dan membangun kreatifitas dalam menggunakan media pembelajaran untuk mewujudkan cita-cita mulia. Karena kesuksesan itu tidak lahir dari kemalasan dan kejumudan. Tetap semangat, gigih dalam perjuangan dan terus menerus menciptakan energi keberhasilan sebagai bekal menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Semoga Pandemi ini cepat berlalu dan bangsa Indonesia kembali bangkit dari keterpurukan dalam kualitas pendidikan.

Ket.: Poto diambil dari situs antara news.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.