Konsep Manajemen Pendidikan Islam

 Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Manajemen merupakan kata yang sering kita dengar, apalagi bagi kaum akademisi kata ini tidak asing lagi. Bahkan hidup ini sesungguhnya adalah manajemen. Mulai dari bangun pagi hingga tidur dan bangun lagi esok harinya dan ingin melakukan apa, itu semua adalah manajemen. 

Hanya saja kita sering mengabaikan dan tidak mengetahuinya. Allah SWT adalah zat Sang pemanaj alam semesta dan segala mahkluk ciptaannya sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat As-Sajdah ayat 5 yang artinya "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu."

Secara bahasa kata manajemen berasal dari bahasa Latin yang awal katanya adalah manus dan agere. Manus berarti tangan sedangkan agere berarti melakukan. Kedua kata tersebut ketika digabungkan maka akan membentuk satu kata kerja yaitu manager yang berarti menangani (Hidayat dan Wijaya, 2017: 5). Dalam bahasa Arab manajemen berawal dari kata adaara (idaara) yang artinya adalah mengatur (Ma’shum dan Munawwir, 1997: 384-385). 

Sedangkan dalam bahasa Inggris kata manajemen berawal dari kata to manage yang artinya mengatur (Hasibuan, 2014: 1). Adapun dalam bahasa Indonesia kata manajemen itu sendiri diartikan sebagai pengelolaan. Lebih dari itu jika kita merujuk kepada kamus bahasa Indonesia secara lebih luas kata manajemen dapat pula berarti proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan atau penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Depdiknas, 2013: 870).

Disamping itu jika kita merujuk pada pendapat para pakar, maka dapat pula diartikan manajemen  itu seperti apa. Meski beragam pandangan namun tetap mengarah pada satu tujuan. Diantara pendapak para pakar yang dimaksud adalah:

1.        Terry (2012: 4) menjelaskan bahwa “manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.
2.        Parker (dalam Usman, 2011: 5) mengartikan manajemen adalah “seni melaksanakan pekerjaan melalui orangorang. Adapun pengertian manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
3.        Siagian (2011: 5), manajemen adalah “proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil  dalam rangka pencapain tujuan melalui kegiatan orang-orang lain. 

Dari beberapa pendapat di atas dapat kiranya kita pahami bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah sebuah proses yang sistematis dengan cara memberdayakan segala sumber daya baik material maupun non material guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses sistematis tersebut berawal dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan atau pengawasan (PPPP) atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan singkatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) yang dilakukan secara konsisten. Adapun unsur dari manajemen itu sendiri diantaranya adalah:

1.        Adanya manusia sebagai sumber daya utama yang saling bekerja sama
2.        Adanya sumber daya non manusia yang dimanfaatkan
3.        Adanya tugas yang didelegasikan
4.        Adanya tujuan yang hendak dicapai dari proses pemberdayaan manusia dan non manusia serta tugas-tugas yang telah didelegasikan.

Keempat unsur di atas hendaknya berjalan dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan segala unsur tersebut menyatu dalam proses yang sistematis dan konsisten. Masing-masing bagian menyadari perannya masing-masing untuk menuju pada tujuan bersama, itulah manajemen. Sehingga bisa dikatakan bahwa manajemen adalah sebuah sistem untuk mengendalikan rantai kerja agar tidak terputus sehingga tujuan bisa tercapai. 

Layaknya sebuah rantai sepeda. Kita tidak akan bisa sampai pada suatu tujuan ketika rantai sepeda yang kita tunggani putus. Putusnya rantai tersebut menandakan unsur-unsur yang membentuk sebuah rantai tidak lagi menyatu dari gabungan unsur dan fungsi yang berbeda. Disinilah fungsi manajemen. Manajemen berusaha untuk memastikan segala unsur di atas berjalan dengan baik.

Penjelasan di atas adalah uraian tentang apa  itu manajemen dari berbagai perspektif. Lalu bagaimana dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses pembentukan jati diri manusia untuk mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya. 

Proses pengenalan tersebut terjadi melalui interaksi antara pendidik dan peserta didik yang berada di dalam sebuah naungan lembaga pendidikan. Interaksi yang terjadi memuat nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam pribadi anak didik dengan tujuan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. Pandangan ini di dasarkan pada beberapa pendapat yang penulis kutip diantaranya yaitu:

1.        Al-Syaibany (1979: 32), pendidikan Islam adalah “usaha untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupannya, kemasyarakatannya maupun alam sekitarnya yang berlandaskan Islam.

2.        Mariamba (1989: 19) mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).

Sehingga dari penjelasan tentang makna manajemen dan pendidikan Islam di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan Islam itu adalah sebuah proses yang sistematis dan konsisten dengan cara memberdayakan segala sumber daya baik material maupun non material dan melakukannya dengan cara yang islami guna mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. 

Sebagaimana yang dijelaskan Qomar (2010: 10) ia mengatakan bahwa “Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan secara Islami dengan cara menyiasati sumbersumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien”.

Penjelasan tentang makna dari manajemen pendidikan Islam di atas mengandung tiga titik penekanan sebagai fokus kajian dalam memahami manajemen pendidikan Islam. Tiga titik penekanan tersebut diantaranya adalah:

1.        Kelembagaan
Aktifitas manajemen pendidikan Islam mengkhususkan pada pengelolaan lembaga-lembaga  pendidikan Islam, sebagai contoh pesantren, madrasah dan perguruan tinggi Islam dan sejenisnya. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa konsep manajemen pendidikan Islam ini juga bisa diterapkan dalam lembaga pendidikan umum. Mengapa demikian, karena manajemen pendidikan Islam adalah sebuah konsep yang komprehensif. 

Dikatakan konfrehensif karena dalam pengembangannya menganut pemahaman dualisme konsep yaitu umum dan Islam. Inilah kelebihannya, dengan kata lain konsep manajemen pendidikan Islam bisa diterapkan dalam lembaga pendidikan umum sementara konsep manajamen pendidikan umum belum tentu bisa mengakomodir semua kebutuhan di dalam lembaga pendidikan Islam yang memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. 

2.        Proses
Ini juga menjadi salah satu distingsi (pembeda) antara konsep manajemen pendidikan Islam dengan manajemen pendidikan secara umum. Distingsinya terletak pada proses yang mengedapankan cara kerja islami dimana Al-Qur’an dan Hadist dijadikan landasan dalam berbuat dan berprilaku dalam rangka memberdayakan segala sumber daya yang ada melalui fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan atau pengawasan seperti yang dijelaskan di atas. 

3.        Tujuan
Salah satu fungsi hadirnya manajemen adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Tercapainya tujuan pendidikan tersebut mengarah pada suksesnya proses pendidikan dalam membekali manusia untuk bisa berhasil, bertahan dan tumbuh kembang ketika hidup di dunia guna mempersiapkan kehidupannya yang abadi diakhirat kelak. Inilah yang menjadi sasaran dari manajemen pendidikan Islam.   



Sumber bacaan
1.        Ahmad D Marimba. (1989). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif.
2.        Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir. (1997). Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif.
3.        Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
4.        G.R. Terry, alih bahasa Winardi. (2012). Asas-asas Manajemen. Bandung: PT. Alumni.
5.        Husaini Usman. (2011). Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
6.        Malayu S.P. Hasibuan. (2014). Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
7.        Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany. (1979). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
8.        Rahmat Hidayat dan Candra Wijaya. (2017). Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Manajemen Pendidikan Islam. Medan: LPPPI.
9.        Sondang P. Siagian. (2011). Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
10.    Mujammil Qomar. (2010). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
*Sumber gambar: Google





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.