BATU KEHIDUPAN


Oleh: Khairul Azan  (Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Tulisan ini terinspirasi setelah membaca buku yang berjudul “Lompatan Hati: Ketika Ikhlas Berpadu dengan Sabar dan Syukur” yang ditulis oleh Uken Junaidi. Buku ini bercerita  tentang cara kita memandang sebuah permasalahan dalam menjalani kehidupan. Buku ini berangkat dari sebuah cerita tentang seorang petani yang bernama pak Amat. 

Cuplikan ceritanya kurang lebih berbunyi seperti berikut ini “Di tengah sawah yang dimiliki pak Amat berdirilah sebongkah batu berukuran 1 meter x 1 meter. Setiap kali membajak sawah pak Amat harus berkeliling untuk menghindari batu itu. Entah sudah berapa mata bajak yang patah karena secara tidak sengaja menyentuh batu itu. Pak Amat merasa batu itu harus dihindari, bertahun-tahun pak Amat selalu membajak dengan menghindari batu itu. Tetapi selalu saja ada mata bajak yang mengenai batu itu. Pak Amat pun mulai kesal, dia segera mengambil linggis dan membuat lobang di bawah batu itu. Eh ternyata batu itu dangkal, dalamnya tidak sampai 10 cm, kalau begitu dia bisa menghancurkan batu itu dengan cepat. Akhirnya segera mengambil palu dan memecahkan batu itu. Tidak butuh waktu lama, hanya 1 jam pak Amat berhasil memecahkan batu itu. Ternyata permasalahan yang selama ini pak Amat anggap besar hanya bisa selesai dalam waktu yang cepat”.

Cerita di atas sarat akan makna yang bisa dijadikan pelanjaran bagi kita semua. Kondisi ini seringkali terjadi dalam hidup kita yang dikelilingi dengan berbagai masalah. Namun apakah masalah akan hilang begitu saja tanpa kita sendiri yang menyelesaikannya. Tentunya tidak, kita  harus menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan. Cerita pak Amat di atas adalah gambaran kehidupan yang kita jalani. Sebuah permasalahan terasa berat atau tidak tergantung pada persepsi kita masing-masing. Ketika menganggap masalah yang kita hadapi begitu berat maka beratlah masalah itu, tapi sebaliknya, ketika kita menganggap masalah itu ringan maka ringanlah masalah yang kita hadapi. 

Seperti cerita di atas. Batu  yang dianggap masalah bagi pak Amat sebenarnya mudah sekali disingkirkan. Tetapi batu itu tetap menjadi masalah yang berkepanjangan karena pak Amat tak mau menyingkirkannya melainkan memilih untuk menghindari karena menganggap batu itu sangat sulit dan terlalu besar untuk dihilangkan. 

Begitulah kehidupan kita. Seringkali kita memandang masalah yang sedang dihadapi itu begitu besar sehingga seolah-olah itulah masalah yang paling besar bagi kita. Padahal masih ada orang lain yang masalahnya lebih besar daripada kita. Tetapi mereka berhasil menyelesaikannya. Lalu bagaimana dengan kita, mengapa kita tidak bisa. 

Lihatlahlah masalah yang sedang ada dihapan kita itu secara jernih. Dengan kejernihan kita akan mengetahui titik solusi yang bisa digunakan. Hindarkan prasangka negatif yang muncul dalam diri yang membuat kita menyerah sebelum berbuat apa-apa. Jangan menunda ketika masalah sedang menerpa. Karena kebiasaan menunda dalam menyelesaikan masalah hanya akan membuat masalah semakin menumpuk dan besar. Masalah yang kita hadapi tidak akan berkurang justru bertambah dan terus berkembang.  

Semoga bermanfaat.

*Sumber gambar: Google


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.