Perlukah Mata Kuliah Manajemen Konflik ?

Foto Khairul Azan.

Oleh Khairul Azan, dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis

Setelah lama menunggu akhirnya penulis diamanahkan juga oleh Ketua Prodi untuk mengajarkan mata kuliah Manajemen Konflik pada program studi Manajemen Pendidikan Islam semester III di Kampus tempat penulis mengabdi. Tahun 2017 merupakan awal yang baik bagi penulis setelah sekian lama mengharapkan untuk bisa berbagi pengalaman dan teori tentang manajemen konflik bersama mahasiswa.

Singkat cerita perkuliahan pun dimulai dengan melakukan kontrak perkuliahan dan sedikit pengantar tentang materi yang akan dibahas. Meskipun ini adalah pertemuan pertama dan pertamakali mengajar di semester III namun kelas berlangsung dengan hangat dan aktif. Setelah kontrak perkuliahan selesai dijelaskan maka penulis mulai mengarahkan kelas untuk membahas sedikit tentang apa itu manajemen konflik.

Manajemen konflik terdiri dari dua kata yang berbeda namun punya kaitan antara satu dengan lainnya, yaitu: manajemen dan konflik. Sedikit pertanyaan yang penulis lontarkan ke mahasiswa agar membangkitkan semangat dan memetakan bagaimana tanggapan mereka dalam memaknai konflik seperti apa. Apa itu konflik? Serentak mahasiswa menjawab konflik itu adalah pertikaian, permusuhan, perselisihan dan lain-lain. Terus pertanyaan baru yang penulis ajukan, apakah konflik itu negatif atau positif?. Sekali lagi sebagian besar mahasiswa serentak menjawab “negatif”.

Setelah mendengarkan jawaban dari mahasiswa kelas hening sejenak.  Kemudian penulis kembali mengajukan pertanyaan baru, apa itu manajemen?. Ada yang menjawab mengatur, mengelola, merencanakan dan seterusnya. Setelah ada beberapa pendapat tersebut maka apa yang sesungguhnya yang dimaksud dengan manajemen konflik?. Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.

Setelah membahas apa itu manajemen konflik barulah penulis masuk pada inti sesungguhnya yang ingin disampaikan tentang mengapa perlu ada manajemen konflik dalam  organisasi. Karena pada dasarnya konflik adalah sesuatu yang lumrah dalam sebuah organiasi, baik konflik antar individu, kelompok maupun antar organisasi. Bahkan sesungguhnya konflik itu sangat dekat dengan diri kita. Kita adalah makhluk yang berkonflik. Konflik tersebut ditunjukkan dengan adanya konflik pribadi atau personal. Dengan dasar sebagai makluk yang berkonflik itu jugalah mengapa Allah menugaskan manusia sebagai khalifah dimuka bumi.

Konflik adalah sesuatu yang sederhana terdengar namun dampaknya luar biasa masuk kesistem diri dan organisasi. Jika kita tidak memahaminya pasti kita akan menganggap bahwa konflik itu adalah sesuatu yang harus dihindarkan yang bersifat merusak atau negatif. Ini terbukti dari pendapat mahasiswa tidak ada satupun yang menjawab konflik itu bisa menjadi positif. Padahal konflik itu terjadi puncanya adalah pada perbedaan yang terjadi baik pada dirinya sendiri yang tidak seia sekata maupun ketidak sepahaman dengan orang lain, kelompok atau organisasi. Perbedaan itu pada dasarnya adalah kekuatan. Orang berani berbeda pasti dia punya potensi. Seharusnya potensi yang ada  menjadi kekuatan untuk dirinya dan untuk kemajuan organisasi.

Karena pada dasarnya konflik  itu seperti pelangi yang muncul ketika gerimis mengundang. Pelangi terlihat indah karena banyak warna yang berbeda yang membuatnya semakin kuat untuk memancarkan cahaya. Begitu jugalah dalam memaknai konflik. Konflik itu bukanlah sesuatu yang selamanya negatif dan harus dihidarkan. Konflik adalah sebuah kekuatan bagi diri dan organisasi dalam mencapai visi hidup yang telah ditetapkan. Konflik bisa menjadi positif ketika diarahkan dan dikelola. Inilah yang disebut pentingnya manajemen hadir dalam menghadapi konflik yang terjadi. Karena konflik itu tidak selamanya negatif, ia bisa berubah menjadi sesuatu yang positif ketika dimanej.

Agar bisa mengelola konflik negatif menjadi positif maka sangat tergantung pada para pemanaj yang mengerti akan ilmu dan manajemen konflik. Ketika bisa mengelolanya dengan baik maka konflik akan berbalik arah dari keinginan untuk menghindari menjadi berubah ingin mendekati dan menyelesaikannya. Inilah pentingnya belajar manajamen konflik. Karena manajemen konflik itu tak ubahnya seperti membuat masakan asam pedas (masalakan khas orang Melayu) yang terdiri dari elemen-elemen yang berbeda bentuk dan rasa.

Ada kunyit rasanya pahit, ada asam rasanya asam, ada garam rasanya asin, ada cabe rasanya pedas, ada bawang dan seterusnya. Meskipun mereka berbeda, namun ketika beberapa elemen tersebut dikelola dan diramu dengan baik dari tangan yang ahlinya maka semua perbedaan itu menyatu menjadi sesuatu kekuatan untuk menyajikan hasil masakan yang menggoda selera.

Begitulah dalam memandang manajemen konflik yang harus  dipahami dan dikuasai oleh individu masing-masing dan pimpinan organisasi. Konflik bukan untuk dihindarkan namun untuk dihadapi dan diselesaikan. Itulah pentingnya ada kuliah tentang manajemen konflik.




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.