KAIDAH MENULIS


Oleh Khairul Azan, dosen STAIN Bengkalis &Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis

Menulis adalah bagian yang terlepaskan dari kehidupan manusia. Dengan menulis kita bebas berekspresi, berkreasi dan berimajinasi. Oleh karena itu jangan takut untuk mulai menulis dan teruslah menulis. Banyak manfaat yang akan kita rasakan ketika kita menulis, di antaranya kita bisa menumpahkan isi hati yang barangkali selama ini masih terpendam di dalam diri.

Kita bisa menyampaikan ide yang dimiliki yang barangkali selama ini masih menjadi unek-unek yang bersemayam di otak dan tidak pernah tersalurkan. Begitu juga dengan perasaan kita, kita bisa meluahkannya lewat sebuah tulisan yang barangkali selama ini masih tersimpan rapi di dalam jiwa.

Menulis adalah bagian dari keterampilan diri dalam berbahasa. Hal ini menuntut kompleksitas dalam menyampaikan sebuah pesan. Seorang penulis dituntut harus mampu mengemas sebuah pesan melalui penyampaian ide yang tertata, terorganisir, sistematis, logis yang terangkai dalam ragam bahasa dan aturan penulisan yang ada. Bahasa merupakan perantara dalam menulis dimana alatnya adalah prasa, kata, klausa, kalimat, paragraf, wacana, ejaan dan tanda baca. Inilah rumus dalam menulis untuk menuangkan sebuah pemikiran.

Reduksi hasil pemikiran yang hendak disampaikan kepada pembaca harus memperhatikan kata dan makna yang tepat. Kata yang tersusun rapi dan teratur semestinya memperhatikan klausa dan kalimat yang relevan dengan apa yang hendak disampaikan. Sehingga para pembaca bisa menangkap ruh atau inti sari dari sebuah tulisan yang dihasilkan. Disamping itu menulis pada hakikatnya adalah mengeksplorasi pikiran yang menuntut keteraturan dalam berfikir. Apa yang ditulis mudah dipahami oleh para pembaca. Ada beberapa indikator yang menunjukkan sebuah tulisan dikatakan baik atau tidak, diantaranya yaitu:

Memiliki Unsur Gramatika
Bagian ini mengarah pada pemahaman bahwa sebuah tulisan bisa dikatakan baik ketika memenuhi kaidah gramatika. Gramatika secara definisi dapat diartikan sebagai tata  bahasa. Tata bahasa yang baik pada umumnya memiliki beberapa pendekatan diantaranya yaitu: normatif, deskriptif dan historis.

Pendekatan normatif dapat dipahami bahwa sebuah tulisan dikatakan baik ketika penulis menggunakan bahasa  yang sesuai dengan kaidah yang ada. Tata bahasa seperti ini disebut dengan tata bahasa preskriptif yang menekankan pada aturan dalam berbahasa yang baik dan benar. Sebagai contoh penggunakan kata baku dan tidak baku dalam sebuah tulisan dan lain-lain. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan deskriptif dalam menulis adalah penulis berusaha manyajikan bahasa  apa adanya yang mengalir begitu saja tanpa memperhatikan aturan seperti yang dijelaskan dalam pendekatan normatif.

Sedangkan pendekatan historis dalam menulis bisa dimaknai sebuah pendekatan yang menekankan pada asal-usul penggunakan bahasa  yang dituliskan. Sehingga dengan adanya asal-asal usul tersebut bisa menerangkan mengapa, bagaimana, dimana itu terjadi.

Tulisan Bersifat Bulat dan Utuh
Sebuah tulisan dikatakan baik ketika memenuhi unsur bulat dan utuh. Makna bulat dan utuh disini menekankan pada penyajian tulisan secara komprehensif. Disamping itu muatan yang ada di dalamnya terangkai dalam struktur dan sistematika yang berjenjang. Ada  pengantar sebagai pembuka awal tulisan, isi atau inti sari sebagai bagian pertengahan, dan kesimupulan sebagai bagian dari penutup. Antara bagian pembuka, isi dan kesimpulan membentuk satu kesatuan yang saling berkesinambungan.

Memiliki Makna Yang Jelas
Sebuah tulisan dikatakan baik ketika memenuhi unsur makna yang jelas. Bagian ini memberikan penjelasan bahwa baiknya sebuah tulisan bukan diukur dari sisi kuantitas yang terlihat dari jumlah halaman yang banyak namun diukur dari sisi kualitas yang terlihat dari makna yang tertuang dalam tulisan sebagai pesan yang hendak disampaikan kepada para pembaca. Meskipun jumlah halamannya sedikit namun makna dari apa yang ditulis bisa ditangkap dan dipahami oleh pembaca itulah tulisan yang baik.

Disamping itu barangkali sebagian pembaca bertanya apakah sesungguhnya tujuan kita menulis?. Ya. Jawabannya adalah beragam. Namun paling tidak ada empat tujuan mengapa kita menulis, diantaranya adalah: 1) memberikan informasi, 2) mengekspresikan diri, 3) mempengaruhi, 4) menghasilkan karya ilmiah. Adapun jenis-jenis dari tulisan itu terdiri dari:

Narasi
Sebuah tulisan yang berisikan kalimat ekspositori atau imajinasi yang berusaha menyampaikan informasi tertentu baik yang berupa perbuatan, tindakan, ucapan yang terjadi dalam rangkaian waktu tertentu.

Deskripsi
Sebuah tulisan yang berusaha menyampaikan kepada pembaca tentang suatu situasi dan kondisi yang terjadi dalam lingkungan tertentu baik itu benda maupun manusia dan makhluk lainnya. Dimana dalam penyampaian lebih bersifat orisinil (apa adanya), objektif dan sistematis.

Eksposisi
Sebuah tulisan yang berusaha menyampaikan informasi baik faktual maupun konseptual, dimanadalam penyampaiannya bertujuan untuk menjelaskan, menerangkan, dan mengurai suatu hal dengan harapan ketika pembaca membaca tulisan tersebut menjadikan pengetahuan si pembaca menjadi bertambah.

Argumentatif
Sebuah tulisan yang berusaha menyampaikan informasi baik faktual maupun konseptual, dimana dalam penyampaiannya bertujuan untuk mempengaruhi, memperkuat, meyakinkan dan memperjelas suatu pemahaman.

Persuasif
Adapun bagian ini lebih menekankan pada sebuah tulisan yang berusaha menyampaikan informasi baik faktual maupun konseptual, dimana dalam penyampaiannya bertujuan untuk menekankan dan mengajak pembaca untuk memahami dan mengimplementasikan suatu pemahaman.


*Sumber gambar: Google



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.