Problema Dan Tantangan Pendidikan Indonesia

  Image result for problem pendidikan di indonesia

Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan adalah sektor yang paling menentukan kualitas bangsa. Maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh baik buruknya sebuah pendidikan di dalam bangsa tersebut. Namun saat ini, pendidikan nasional kita dalam kondisi kritis. Baik dalam tataran internal,yang meliputi tidak meratanya system pendidikan nasional maupun pada tataran eksternal, yaitu meliputi antar bangsa seluruh dunia. Fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan nasional masih jauh ketinggalan dengan negara-negara tetangga. Bahkan Finlandia yang notabene adalah negara kecil ternyata memiliki kualitas pendidikan yang terbaik di dunia. Begitu banyak permasalahan dan tantangan pendidikan di Indonesia yang di antaranya kurikulum yang berganti-ganti ternyata belum mampu menciptakan pendidikan Indonesia yang berkualitas. 


Masalah pertama di dalam dunia pendidikan kita adalah tidak dipungkiri bahwa pendidikan kita menghasilkan manusia robot. Kami katakan demikian karena pendidikan yang terjadi hingga detik ini masih  berat sebelah atau tidak seimbang. Selama ini yang terjadi adalah pendidikan kita mengorbankan keutuhan, kurang seimbangnya antara porsi berfikir (kognitif) dan perilaku belajar (afektif) sehingga integrasi antara keduanya hilang. Dengan demikian terjadilah disintegrasi antara berfikir, membandingkan, meragukan, bertingkah dan lain sebagainya. Bagi guru, keberhasilan sebuah proses belajar di kelas adalah paham nya seorang siswa atas materi yang di ajarkan hari itu, sehingga untuk hal yang sifat nya jangka panjang tidak sedikitpun di pikirkan agar bagaimana pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan mampu membekas bukan hanya hingga Ujian Akhir tiba tetapi selamanya. 

Masalah kedua yang menjadi aib dunia pendidikan kita adalah system pendidikan yang  bersifat top-down. System pendidikan ini sangat membatasi kebebasan peserta didik karena mereka dianggap manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru memposisikan peserta didik menjadi pengisi dan yang di isi. Ibarat bank, ada yang mentransfer dan ada yang di transfer. Sehingga system nya satu arah, selalu menganggap peserta didik adalah manusia bodoh yang tidak memiliki ilmu sehingga tugas guru adalah mengisinya. Ketika kita menganggap peserta didik seperti yang demikian, maka sama saja kita akan membatasi kemampuan siswa sehingga mematikan kreatifitas siswa untuk berkembang baik dari sisi kognitif nya, afektif maupun psikomotorik siswa. Dan ini adalah kesalahan fatal yang terjadi hingga hari ini di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia terutama di sekolah yang masih terbelakang. 

Adapun tantangan di masa depan dunia pendidikan kita, antara lain adalah :

1.        Kualitas Pendidikan 
Kualitas pendidikan bangsa kita saat ini sangat memprihatinkan, terbukti posisi kita berada di angka 12 untuk wilayah Asia. Yang menyedihkan lagi adalah kita masih berada di bawah Vietnam. Pendidikan kita mengalami ketertinggalan baik pendidikan formal maupun non formal. Adapun factor yang menyebabkan dunia pendidikan menjadi seperti adalah di karenakan factor internal, artinya dinas pendidikan kita, bahkan departemen pendidikan nasional kita belum maksimal menciptakan system yang mampu membawa perubahan secara nyata. Adapun penyebab ketertinggalan dunia pendidikan kita yang kedua adalah disebabkan factor eksternal. Factor ini terdiri dari komponen masyarakat pada umumnya, kita belum mampu menjadikan objek pendidikan bertumpu kepada masyarakat luas sehingga dengan kurang masimal nya pengelolaan ini menjadikan kita tertinggal dengan  Negara-negara tetangga. 

2.    Kualitas Kurikulum 
Hampir sudah menjadi rahasia umum bahwa kurikulum nasional kita menjadi momok tersendiri bagi dunia pendidikan kita, bukan terletak kepada kurikulum yang di berlakukan tetapi lebih kepada penentu kebijakan yang dengan bergantinya penguasa maka berganti pula kurikulum yang berlaku. Sehingga menyulitkan guru untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang berlaku seiring dengan kebijakan-kebijakan baru. 

3.        Guru 
Guru ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, diantara tantangan tersebut meliputi: 
a.     Aspek kualitas guru. Data menunjukkan bahwa kualitas guru kita masih kurang dari yang diharapkan. Dari kualifikasi pendidikan, hanya 51% yang telah menyandang sarjana (2014). Bukan hanya itu, adanya ketidak linearan antara kualifikasi pendidikan yang di ampu guru dengan mata pelajaran yang di ajarkan nya juga menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan kita. Walaupun guru bukan pnentu keberhasilan proses belajar peserta didik, namun pengajaran yang dilakukan oleh guru yang professional menjadi titik sentral pendidikan. Sebagai cermin kualitas, maka guru memberikan andil yang sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. 
b.  Aspek Kuantitas. Jumlah guru yang kita butuhkan saat ini masih kurang, sehingga berpengaruh kepada kualitas belajar secara nasional. 
c.  Aspek Distribusi. Adanya ketidakmerataan dalam pendistribusian  guru menjadikan tidak meratanya hasil pembelajaran. 

4.    Relevansi Pendidikan 
Merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan yang ada di masyarakat, kebutuhan pasar. Banyak jurusan atau program keahlian yang tidak relevan dengan dunia kerja yang membutuhkan bahkan yang lebih memprihatinkan adalah tidak relevansinya kualitas pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Sebenarnya indikasi ketidakrelevansinya antara pendidikan dengan dunia kerja cukup mudah, yaitu pada tingkat pengangguran. Terbukti banyak lowongan kerja di perusahaan yang tidak terisi disebabkan ketidakcocokan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan. 

5.    Elitisme 
Elitisme disini adalah kecenderungan pemerintah yang lebih banyak mensupport kaum minoritas yang notabene adalah kaum elit. Sehingga terjadi kepincangan saat mensubsidi dan Nampak dari mahal nya pendidikan yang hanya bisa di enyam segelintir orang kaya. 

6.    Pemerataan Pendidikan 

Pemerataan pendidikan mencakup dua hal. Yaitu persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan keadilan dalam mendapatkan pendidikan yang sama di masyarakat.

Oleh: Abdul Ghofur 
Penulis adalah Dosen tetap pada Fakultas Agama Islam UNISMA Bekasi. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.