Pengalaman Menjadi Guru



Oleh Mia Azzahra, Mahasiswa PAI Unisma Bekasi

Menjadi guru bukan hal mudah, karena seorang guru harus bertangung jawab terhadap apa yang ia ajarkan terhadap murid – muridnya. Karena itu akan berpengaruh terhadap Ahklak murid tersebut dimana pun. Menjadi seorang guru juga mengajarkan seseorang yang tadinya tidak bisa menjadi bisa.

Pada saat saya diberi kesempatan langsung untuk praktik pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) di suatu sekolah di SMA YPI 45 BEKASI, betapa bahagianya saya. Kenapa bahagia..? karean jarak dari rumah ke sekolah tidak jauh

Pada saat itu saya mendapatkan tugas untuk mengajar siswa kelas X.IPS dan XI.IPA Dikelas X IPS ini terdapat siswa berkebutuhan khusus seperti tuna netra dan tuna darsa. Naah... ini adalah kelas pertama yang saya  masuki terlebih dahulu dan juga untuk pertama kalinya saya berhadapan, berbicara dan juga bertatap muka langung dengannya. 

Betapa bahaginya mereka ketika mengetahui bahwa ada kakak-kakak mahasiswa yang ingin praktik pengalaman lapangan kependidikan (PPLK). Ini adalah pengalaman pertamaku untuk berhadapan langsung dengan anak SMA. Yah, awalnya saya merasa kayaknya saya belum siap untuk bisa berhadapan langsung dengan anak SMA. Sebelum saya berhadapan langsung dengannya, terlebih dahulu saya latihan,  bisa disebut dengan micro teaching. Berbagai persiapan telah kulakukan. 

Tiba saatnya saya praktek, ngajar anak SMA,  terkadang saya  masih ngga percaya bahwa saya mengajar anak SMA. Pada saat itu saya mendapatkan tugas mengajar di kelas XII.IPA, namun sebelumnya kelas yang pertama kali saya  masukin adalah kelas X.

berikutnya tibalah mereka memperkenalkan diri. Setelah mereka memperkenalkan dirinya dan menyebutkan tingal di mana dan tentu saja tidak lupa juga saya menanyakan hobby dari masing-masing dari mereka lalu setelah itu saya dan teman lelompok saya pun keluar kelas setelah saya dan teman –teman memperkenalkan dirnya karena pada saat itu masih jam pelajaran.

Setelah berkenalan ternyata hampir satu kelas rata –rata tinggal di bekasi,” wahh kapan-kapan ajak ibu bareng yaaaa hehehe”. Saya pun sesegera mungkin memulai pelajaran, meskipun belum konduktif.  Pada saat mengajar jam itu terasa berjalan begitu sangat lama padahal saya sudah berbicara dan menjelaskan materi tersebut, yaaaa mungkin teman saya yang lain juga pasti merasakan hal yang sama

Untuk mengisi waktu yang kosong karena materi yang saya bawakan juga tidak terlau banyak. Maklum saja hari pertama. Waktu itu saya ditemani oleh teman saya sebut saja dia  mba. Saya bermain tebak kata tapi permainan ini masih  berhubungan dengan materi yang saya bawakan, murid–murid tampaknya menikmati permainan yang saya bawakan

 “KRIIIIIINNGGGGGGGG!!!!”  bel berbunyi pertanda pergantian jam pelajaran. Saya pun sesegera mungkin mengahkiri. “oke cukup sampai di sini pelajaran kita, apa ada yang ingin ditanyakan” ucapku kepada mereka semua, dan mereka semua sudah faham apa yang saya bawakan “ALHAMDULILLAH heheh “ ucapku dalam hati .  

Saya pun keluar kelas dan saya menghampiri teman teman saya. Hari pertamaku mengajar lancar  (sambil berjabat tangan ) “ucapku kepada teman –teman ku. Setelah itu saya pun beristirahat sejenak sambil menunggu waktu Sholat Dzuhur.

“KRIIIIIINNGGGGGGGG!!!!” bel berbunyi dua kali pertanda waktu Sholat Dzuhur dan Istirahat,  Saya pun sesegera mungkin berjalan menuju masjid yang tidak jauh dari sekolah. Setelah sholat saya pun mendengarkan kultum yang dibawakan oleh salah satu murid tersebut. Setelah selesai sholat murid –murid pun beristirahat (jajan di kantin).

Kemudian bel berbunyi dua kali (lagi) pertanda jam istirahat sudah habis dan murid-murid pun masuk ke kelas masing-masing. Pada saat itu saya tidak langsung pulang ke rumah saya menemani teman saya untuk masuk di kelas XII IPA karena pada saat saya masuk saya ditemani oleh teman saya. Ini kelas dua yang saya masuki, meskipun saya tidak mengajar disana.

Hari kedua saya mengajar lagi. Wahh cepet banget yaa kayanya baru kemaren saya mengajar tapi ini sudah mengajar lagi,  ucapku dalam hati. Kali ini kelas yang saya masuki adalah kelas X IPS di kelas ini terdapat siswa tuna nerta dan tuna darsa. Ini akan menjadikan sebuah momentum bagi saya, karena ini untuk pertama kalinya bisa bertemu dengan mereka. Di kelas X IPS ini Maasyaa Allah anak–anaknya luar biasa mereka sangat hebat, mereka juga sangat asyik diajak berbicara bahhkan bercanda pun mereka asyik.  

Tidak terasa hari-demi hari, jam demi jam, detik demi detik telah saya lalui di SMA YPI 45 BEKASI tiba saatnya merayakan 17 AGUSTUS heheh bayak anak-anak yang mengikuti lomba bahkan yang Tuna Netra pun ikut memeriahkan 17 AGUSTUS. 

Pada saatnya hari Raya Idul Adha bayak anak –anak, guru-guru yang mahasiswa menyaksikan hewah qurban yang akan mau disembelih, dipotong-potong dan dibagikan kepada yang mebutuhkan. Yang lebih asyik lagi saya dan teman–teman makan bareng. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, bayak moment–momet yang bisa saya kenang. Hari demi- hari telah saya lewati, dari ikut upacara, jaga meja piket, ngawas anak–anak UTS, memeriahkan 17 AGUSTUS dan merayakan  IDUL ADHA dan ngga pernah ketingalan makan bersama. 

Hari pelepasan pun tiba “cepet banget yaa rasanya baru kemaren saya betemu, sekarang harus pelepasan, “hari pelepasan ini di mana saya dan teman–teman mengahkiri praktik pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) di SMA YPI 45 BEKASI. Kadang  suka ngga percaya bahwa saya sudah praktik pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) selama kurang lebih tiga bulan. Bermacam strategi telah kulakukan terlebih mengajar anak kelas X. IPS yang terdapat anak berkebutuhan khusus seperti Tuna netra dan tuna darsa, rasanya senang bercampur sedih hehehe  dan ALHAMDULILLAH semua berjalan dengan lancar .

Menjadi guru itu enak, menyenangkan, penuh tantangan dan membuat kita selalu kreatif dan terus berpikir. jangan takut menjadi guru. Saya bangga menjadi guru.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.