Sukses Itu Seperti Tetesan Air Yang Melobangi Batu


Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Begitu agungnya Tuhan yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya. Semua berjalan layaknya sebuah sistem yang saling kertergantungan antara satu dengan lainnya yang membentuk sebuah tatanan bernama kehidupan. Tidak ada yang berbenturan hanya saja manusialah yang selalu salah dalam memahami sehingga berpandangan negatif terhadap kehidupan. Akibat dari salahnya pemahaman yang dimiliki maka yang muncul adalah frustasi dalam menjalani kehidupan yang membuat motivasi tak lagi muncul dalam diri.

Dalam menjalani kehidupan pasti semua orang menginginkan kesuksesan. Kesuksesan bukalah hanya terbatas pada unsur materi saja melainkan ada kombinasi dunia dan akhirat yang akan melahirkan sebuah rasa yaitu “bahagia”. Ya, itulah kesuksesan. Bahagia adalah inti capain dari segala upaya yang kita lakukan. 

Jika kita bergelimang dengan harta  namun  kita tidak bahagia berarti itu belumlah bisa dikatakan kita sebagai orang yang sukses. Jika kita telah memiliki jabatan yang tinggi namun kita belum bahagia maka itu belumnya bisa dikatakan kita sebagai orang yang sukses. Sukses itu keseimbangan dunia dan akhirat, meski akhirat tak bisa terlihat namun ia masuk dalam segala aktivitas yang kita lakukan di dunia.

Sebagai sebuah sistem kehidupan maka Tuhan menghadirkan dunia dan seisinya tidak terlepas dari unsur pendidikan bagi hambanya. Sehingga tidak heran jika orang-orang bijak mengatakan pendidikan itu berjalan sepanjang hidup. Meski kita telah menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2, dan S3 dan menganggap pendidikan telah usai, tidak. Sesungguhnya pendidikan tetap berjalan dalam setiap langkah kehidupan yang kita jalani. Oleh karena itu sekolah terbaik di dunia ini adalah kehidupan itu sendiri.

Kehidupan menyajikan pendidikan bagi manusia sebagai hamba Tuhan yang berakal. Segala yang ada menjadi nilai pendidikan bagi manusia, segala kejadian tidak terlepas dari kurikulum kehidupan yang mengajarkan manusia tentang banyak hal. Salah satunya kita bisa belajar dari tetesan air yang mampu melobangi sebuah batu yang keras. Pernahkah kita melihatnya? Tentu saja. Tetesan air yang menimpa batu mengajarkan kita tentang hakikat meraih kesuksesan. 

Lihatlah ia, meski batu itu keras namun karena kesabaran yang dimiliki dan tak hentinya berusaha untuk menetesi batu maka pada akhirnya batu itu berlobang juga. Begitu juga dengan kesuksesan. Sukses itu sebenarnya hanya tunggu waktu saja bagi orang yang mau berusaha. 

Menjalani dengan sebuah kesabaran yang mengerti arti proses adalah bagian di dalamnya. Meski usaha yang kita lakukan tidak begitu ketara namun ketika itu dilakukan dengan istiqomah pasti akan menghasilkan sebuah hasil. Sehingga banyak orang mengatakan apa yang kita tanam maka itulah yang akan kita petik. Hanya saja terkadang kita tidak sabaran sehingga apa yang telah dilakukan sia-sia begitu saja.

Selanjutnya keberhasilan air dalam melubangi sebuah batu tidak terlepas dari tingkat fokus yang dimiliki. Bisa dibayangkan seandainya air yang menetesi batu itu berpindah-pindah maka tidaklah sebuah batu akan bisa terlobangi. Ya, kesuksesan juga seperti itu. inilah yang penulis katakan dari buku “Menggapai langit-langit Tuhan” yang akan segera terbit bahwa sukses itu bukan rakus tapi hanya butuh fokus. 

Jika kita ingin sukses maka fokuslah terhadap satu tujuan yang telah ditetapkan. Silahkan banyak tujuan namun tetap pada prioritas yang menjadi urutan pertama yang harus diselesaikan. 

Ket. gambar: diambil dari google.





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.