Forum Komunikasi Mahasiswa

Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa kuliah S2 bukan hanya saya jadikan sebagai kesempatan untuk belajar di dalam kelas melainkan juga dimanfaatkan untuk bergabung di organisasi kampus, meski banyak dari teman-teman pada saat itu lebih memilih untuk menghindarinya dan memutuskan untuk fokus kuliah saja. 

Alasan-alasan mendasar yang terlontar diantara mereka adalah: 1) kuliah pascasarjana bukan lagi waktunya untuk menjadi aktivis, 2) sulitnya membagi waktu, 3) ingin cepat selesai kuliah.

Namun tidak begitu bagi saya, aktif diorganisasi tidak ada batasan justru aktivis semasa kuliah pascasarjana adalah sesuatu yang luar biasa dan lebih menantang. Karena menurut saya sebagai perantau bisa kuliah di Jawa adalah peluang yang betul-betul harus dimanfaatkan untuk menimba ilmu. 

Berbicara menimba ilmu maka hanya sedikit yang kita dapatkan ketika belajar dibangku kuliah yang kurang lebih hanya 20 persen saja dan itu masih bersifat teoritis, sementara 80 persennya ada dimana? Ya, di organisasi. Apa yang kita pelajari di kelas bisa secara langsung kita praktekkan di dalam organisasi dan bisa juga kita akan menemukan sesuatu yang baru dan itu tidak ada dalam perkuliahan di kelas.

Singkat cerita sayapun bergabung di organisasi yang diberi nama Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM). Organisasi ini berada ditingkat Pascasarjana. Meski sama-sama organisasi kampus namun sedikit berbeda dengan organisasi mahasiswa S1 di UPI pada umumnya.

Perbedaan tersebut terlihat dari sisi keanggotaan yang berisikan orang-orang yang umurnya di atas 25 tahun. Dari sisi pendidikan juga tentu berbeda, ada yang sudah S1 sedang lanjut S2, S2 yang sedang lanjut S3. Dari sisi pengalaman organisasi juga beragam, ada yang mantan aktivis, A, B, C dan lain-lain. 

Mereka juga bekerja dari lembaga-lembaga yang berbeda, mulai dari sekolah, perusahaan, perguruan tinggi hingga kementerian. Keberagaman  dan perbedaan yang dimiliki oleh teman-teman adalah peluang yang harus saya tangkap untuk membangun relasi. Karena relasi itu penting dalam sebuah kesuksesan. Tanpa relasi maka IQ yang tinggi tidak akan ada arti.

Kala itu FKM dipimpin oleh bang Buchori. Ia adalah dosen PNS di Universitas Negeri Makassar (UNM). Beliau adalah sosok yang bersahaja dan bijaksana. Saya banyak belajar dimasa kepemimpinannya. Saya pada saat itu diberi amanah dibidang pengembangan organisasi. 

Seusainya dilantik kami mengadakan Up Grading dengan tujuan untuk menjaga kekompakan dan penyatuan padangan tentang visi dan misi organisasi. Setelah itu seperti organisasi pada umumnya kamipun mengadakan raker (rapat kerja) untuk merumuskan program kerja yang akan dilaksanakan selama kepengurusan. 

Program kerja mengarah pada tiga hal yaitu dibidang keilmiahan (menulis dan riset) sehingga muncullah SIC (Small Intensive Class),  dibidang penguasaan bahasa Inggris sehingga muncullah kursus bahasa Inggris di FKM dan dibidang kerjasama ke luar kampus, diantaranya DPRI, Kemdikbud, Dikti, Pusat Kurikulum dan Perbukuan hingga kerjasama mahasiswa dengan perguruan tinggi di luar negeri. 

Kerjasama tersebut bukan hanya sebatas kerjasama melainkan adanya tindakan dalam menyuarakan pendapat dan berbagi ilmu lewat konfrensi-konfrensi internasional yang kami lakukan baik dalam maupun keluar negeri.  



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.