Jejak Sang Mahasiswa: Galau Dengan Jurusan



Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Semester satu pun telah dilewatkan yang dibuktikan dengan selesainya Ujian Akhir Semester (UAS). Ini  berarti sebentar lagi akan masuk semester dua. Libur semesterpun tiba, dua minggu kami diberikan jatah untuk berlibur. Setelah dua minggu berlibur akupun kembali ke kampus untuk mengikuti perkuliahan pada semester dua. Namun  pada semester ini perkuliahan makin terasa begitu berat, tugas semakin banyak, disamping itu rasa galau juga mulai muncul terhadap jurusan yang diambil. Aku mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI).

MPI bukanlah jurusan yang kucita-citakan. Dari awal aku ingin mengambil jurusan yang ada di fakultas ekonomi, lebih tepatnya pada jurusan yang berhubungan dengan dunia perbankan. Karena semenjak sekolah memang mengimpikan untuk bisa bekerja di Bank. Berpakaian rapi, smart dan lain-lain. pokoknya itulah pilihanku. Tapi entah kenapa semuanya diluar dugaaan. Pada saat mendaftarkan diri aku sempat dinasehati oleh famili kebetulan dia adalah seorang kepala sekolah. Beliau menyuruhku untuk mengambil jurusan yang berhubungan dengan keguruan. Alhasil akhirnya dengan rasa terpaksa aku mengikuti kemauan mereka dan kalau gak salah pada saat itu aku memilih dua jurusan keguruan yaitu; ilmu hadist dan fiqih.  

Tapi yang anehnya ketika lulus tes aku terdaftar sebagai mahasiswa MPI yang sama sekali tidak aku pilih. Inilah mungkin resiko jika kita masuk jalur lokal yang kehadirannya hanya untuk menyisipi kekurangan.  Tapi yasudahlah pada saat itu aku mencoba untuk berdamai dengan keadaan, muncul dalam benakkku barangkali ini adalah pilihan yang Tuhan yang telah ditetapkan. Aku harus menjalaninya. Namun itu tak semudah yang dibayangkan. Kuliah pada jurusan yang tidak diminati itu memang sesuatu yang luar biasa. Aku sempat tak bersemangat untuk kuliah. Apalagi dari cerita kakak senior, bahwa jurusan MPI adalah jurusan buangan, yang penempatan kerjanya belum jelas. Ingin mengajar tidak bisa karena MPI bukanlah dicetak menjadi tenaga pendidik tetapi lebih cenderung sebagai tenaga kependidikan seperti TU, Kepala Sekolah dan yang sejenisnya. Sementara itu, jika ingin menjadi TU juga sulit. Karena TU itu bisa dihitung jari formasiya disekolah. Bahkan dalam formasi CPNS tidak ada. Apalagi ingin jadi kepala sekolah sangat sulit sekali. Karena aturan mengatakan bahwa jika ingin menjadi kepala sekolah harus pernah menjadi guru selama enam tahun.

Ini merupakan kegalauan yang begitu berat bagiku ketika itu. Karena memang saat itu mindset yang dibangun ingin mencari kerja. Ingin pindah jurusan rasanya juga berat. Karena jika ingin pindah ke jurusan perbankan, maka banyak mata kuliah yang akan hangus karena tidak satu fakultas. Oleh karena itu kembali ku mantapkan diri, aku tidak boleh seperti ini. Inilah adalah peluang. Masih banyak orang di luar sana ingin kuliah namun terbentur karena biaya, tidak lulus tes dan lain-lain. Sementara aku yang sudah lulus dan kuliah masak melewatkan kesempatan yang diberikan. Barangkali melalui jurusan ini suatu saat aku bisa menjadi besar. Inilah yang muncul dari benakku. Karena memang tidak semua yang kita anggap itu baik maka baik menurut Tuhan tetapi sesuatu yang baik menurut Tuhan pasti terbaik bagi hambanya.


Semoga bermanfaat.
Bengkalis, 17 Februari 2018

*Sumber gambar: Google


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.