LENTERA HATI 1 : IKHLAS KUNCI KEBAHAGIAAN


Oleh: Khairul Azan (Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

 “Apa yang kita lakukan tak terlepas dari kerja hati dan fikiran. Fikiran adalah raja sementara hati adalah ratunya. Kedua unsur tersebut menjadi sumber sekaligus pengendali dalam setiap langkah dan upaya yang dilakukan manusia”. 

Bayang-bayang kehidupan selalu menghantui fikiran atas beberapa tuntutan yang menjadi beban. Beban fikiran jika tidak segera disingkirkan akan mengakibatkan penyakit yang mematikan secara perlahan. Mengapa  itu terjadi, karena beban fikiran akan mengalir sampai kepada perasaan yang membuat hidup tak lagi nyaman. Perasaan cemas, takut, putus asa yang menjadi bagian emosi akan semakin membesar.

Ketika emosi melebur ke dalam hati maka akan berdampak pada kerusakan diri. Stres, depresi akan menjadi gejala pertama untuk membunuh semangat diri. Kita tidak lagi percaya bahwa kita mampu melewatinya, melakukan dan meraih apa yang menjadi cita-cita. Bahkan yang lebih ironis adalah timbulnya penyakit yang merusak organ tubuh seperti penyakit  jantung, diabetes, lambung  dan lain sebagainya.

Ya, begitulah dahsyatnya dampak dari beban fikiran yang tak pernah terselesaikan  terpendam didasar fikiran. Meski jika kita lihat apa yang menjadi beban itu sepele namun ketika dibiarkan yang sepele tersebut akan menjadi embrio untuk muncul penyakit diri yang semakin ganas.

Oleh karena itu jangan biarkan fikiranmu merasuk kedalam hati yang membuat hidup tak lagi ternikmati. Kita hidup didunia hanya sebentar maka menikmati hidup dengan cara yang baik adalah suatu kewajiban. Carilah kebahagiaan dengan cara memaksimalkan fungsi hati sebagai filterisasi (saringan) dari apa yang difikirkan. Saringlah fikiranmu agar ia tak salah tujuan yang mengarahkan diri untuk berbuat sesuatu. 

Memfilter fikiran bermuara pada rasa ikhlas yang akan dilahirkan. Meski ini tidak mudah namun menjadi pribadi yang ikhlas harus tetaplah dilakukan. Ketika ikhlas telah tertanam di dalam diri maka kebahagiaanpun akan kita temui. Kita tidak lagi mempersoalkan ketika apa yang difikirkan tidak terjuwud justru menerima dengan lapang dada. Orang yang ikhlas akan menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Ia tidak iri dengan apa yang dimiliki orang lain justru ia selalu bersyukur dengan apa yang telah dimiliki. 

Pandangannya seimbang antara memandang langit yang tinggi dan memandang apa yang ada di bumi. Karena masih ada orang di luar sana yang tidak seberuntung dengan kita. Jika saat ini kita tidak merasa bersyukur dengan memiliki rumah yang layak untuk berteduh sehingga malam kita tidak kedinginan, maka kita adalah orang yang kufur. Lihatlah saudara-saudara kita diluar sana rumahnya hanya beralaskan tanah, berdindingkan kardus dan beratapkan seng bocor yang membuat pantulan cahaya bulan dan bintang menghiasi lelapnya tidur mereka.

Sikap ikhlas adalan kunci kebahagiaan yang hakiki. Ikhlas akan merubah pandangan fikiran yang menganggap bahwa setiap ujian adalah penderitaan. Orang yag ikhlas akan selalu menganggap ujian adalah kebahagiaan. Dengan begitu hidupnya akan terasa begitu damai dan semua tuntutan fikiran bukan menjadi beban justru akan terasa ringan dalam lingkaran hati yang jernih .

*Sumber gambar: Google


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.