DULU DIUJI SEKARANG MENGUJI


Oleh Khairul Azan, dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis
 
Para sesepuh yang telah banyak melahirkan karya dalam bentuk tulisan baik buku, jurnal ataupun yang sejenisnya pernah mengatakan bahwa jika ingin merasakan indahnya menulis maka mulailah menulis. Setelah kita memulainya maka menulis bukanlah sesuatu yang berat untuk dilakukan justru sebaliknya menjadi penghibur dikala banyak fikiran. Barangkali inilah yang penulis rasakan saat ini. Menulis adalah bagian dari hidupku.

Rasanya selalu ingin menulis dan menulis lagi seolah-olah telah menjadi kebutuhan seperti makan dan minum sebagai bagian primer dari kehidupan manusia. Dengan dijadikannya menulis sebagai kebutuhan maka apapun yang dilihat, apapun yang dirasakan dan dialami semuanya bisa menjadi bahan untuk ditulis. Salah satunya tentang judul di atas yaitu “dulu diuji sekarang menguji”. Inilah keindahan dan kekuatan otak (brand) sebagai kelebihan manusia yang telah digariskan Tuhan.

Judul di atas mungkin menimbulkan kebingungan, penasaran atau menganggap itu sepele dari sebahagian pembaca. Itu wajar-wajar saja namun melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan beberapa pesan motivasi dalam menjalani kehidupan. Judul ini terinspirasi dari kegiatan rutinitas penulis sebagai dosen dikampus. Ya, rutinitas tersebut adalah menguji para calon sarjana yang siap terjun ke masyarakat. Bunyinya simpel dan entah kenapa ingin menuliskan judul ini. Tapi paling tidak dengan adanya tulisan ini bisa menjadi nilai positif bagi insan yang ingin menggapai kesuksesan dalam hidunya.

Hidup itu tak ubah seperti roda yang terus berputar kadang di atas dan kadang di bawah.  Hidup adalah teka-teki namun perputaran kehidupan adalah sesuatu yang pasti dan mesti dijalani bagi insan dimuka bumi. Kita tidak tau bagaimana selanjutnya apakah masih diberikan umur yang panjang atau dalam hitungan detik saja kita akan kembali pada sang Pencipta. Semuanya ada ditangan Tuhan yang Maha Kuasa. Namun bukan berarti kita harus berputus asa melainkan tetaplah optimis bahwa saat ini Tuhan masih memberikan kita kesempatan yang berharga. Oleh karena itu manfaatkanlah waktu yang tersedia untuk menjalani hidup yang lebih bermakna. 

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kita gapai selagi ada kemauan di dalam diri. Semuanya bisa diraih kecuali menghadirkan nyawa seseorang. Kenapa demikian karena pada dasarnya Tuhan telah memberikan ruang bagi siapa saja yang mau berusaha. Hanya saja kembali kepada kita masing-masing apakah ada kemauan dan mau berusaha untuk meraihnya. Dengan demikian perlu ditekankan bahwa tidak ada kesuksesan yang hakiki tanpa kerja keras dan tidak ada kesuksesan yang hakiki tanpa kesabaran yang tertanam di dalam diri. Inilah roda kehidupan.

Oleh karena itu makna kalimat judul “dulu diuji sekarang menguji” yang penulis angkat adalah bagian dari motivasi diri bahwa hidup selalu berputar dan terus berputar seperti mana yang dijelaskan para paragraf sebelumnya. Judul ini merupakan bagian instropeksi diri pribadi ketika menguji beberapa mahasiswa dengan beragam ekspresi yang dimunculkan. Ekpresi grogi, ketakutan, plong dan seterusnya dari mahasiswa yang ada didepan meja penguji membawaku untuk mengingat sebuah catatan masa lalu tentang perjuangan ketika penulis duduk dibangku kuliah. Ingatan tersebut menggiring sebuah catatan historis bahwa “aku pernah mengalaminya, yaitu sebagai mahasiswa  yang sedang diuji untuk mendapatkan gelar sarjana”.

Namun saat ini kodisi telah berubah dulu diuji sekarang aku menguji. Inilah hidup yang selalu berputar. Jangan berkecil hati jika saat ini kita belum menjadi apa-apa namun bangunlah persepsi diri bahwa suatu saat aku akan jadi apa-apa. Inilah yang penulis rasakan. Barangkali tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa berada pada posisi sekarang ini. Namun inilah hidup yang harus dijalani secara optimis agar tidak tergilas oleh kerasnya roda kehidupan.

Buatlah langkah-langkah dalam menggapai apa yang menjadi mimpi besar dalam hidupmu. Wujudkan satu persatu. Jangan biarkan dirimu tergilas waktu namun rubahlah persepsi bahwa aku akan menaklukan waktu yang tidak bersahabat denganku.




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.