DOSEN SEBAGAI PROFESI YANG UNIK

Image result for profesi dosen
Oleh: Khairul Azan, dosen STAIN Bengkalis dan Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis.

Semua orang punya mimpi (cita-cita). Mimpi akan terwujud ketika tahapan demi tahapan dilalui yang akan berujung pada kenyataan. Tangga demi tangga dinaiki, begitulah karir kehidupan. Meskipun sama namun tetaplah berbeda. Mimpi kita tidak sama, ada yang bercita-cita menjadi Dokter, Guru, Dosen, Polisi, Tentara dan lain sebagainya. Dosen sebagai salah satu pilihan hidup menjadi tugas mulia sama halnya menjadi seorang guru. Meskipun sama profesinya antara guru dan dosen yaitu menjadi seorang pendidik, namun perbedaan juga muncul di dalamnya sehingga ada yang memilih menjadi guru dan ada yang memilih menjadi seorang dosen dengan segenap alasan.

Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa dosen merupakan profesi yang unik bila dibandingkan dengan prefesi lain yang sejenisnya. Dengan keunikan tersebutlah maka banyak orang tertarik untuk memilihnya. Berangkat dari pemahaman tersebut maka barangkali banyak yang bertanya apakah keunikan yang dimiliki bagi yang berkarir menjadi dosen seperti yang diutarakan?. Bagi penulis ada dua sisi keunikan yang dimaksud, tetapi ini hanya perspektif pribadi mungkin tidak bisa digeneralisasi, numun semua itu sudah cukup menjadi alasan penulis dalam menetapkan pilihan ketika toga dan prediket sarjana telah disematkan. Dosen sebagai profesi yang unik terlihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses belajar mengajar serta dampaknya dan dari sisi tuntutan sebagai dosen.

Pertama, dari sisi proses belajar mengajar serta dampaknya. Berbicara proses belajar mengajar di kelas dalam dunia kampus ada dua unsur yang tak terpisahkan yaitu ada dosen sebagai tenaga pengajar dan mahasiswa sebagai sharing keilmuan. Kita ketahui dosen juga manusia biasa yang serba keterbatasan. Dengan keterbatasan tersebutlah sehingga dosen juga berhak menyandang prediket sebagai makhluk yang tidak sempurna. Di samping itu mahasiswa sebagai pelanggan pendidikan tidak terpisahkan dari hidup matinya sebuah perguruan tinggi. Dua kata yang tersematkan dalam diri mahasiswa sebagai agen perubahan yakni kata maha dan siswa. Tentunya mahasiswa juga siswa yang sedang melalukan proses pembelajaran dan mencari kebenaran dengan titel maha yang melekat di dalamnya. 

Kata maha menitik beratkan kepada sesuatu yang memiliki nilai dan drajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain atau sebelumnya. Kata Maha bagi mahasiswa merujuk pada pola pikir yang semakin kristis dan pemahaman semakin luas dengan banyaknya referensi yang dikupas. Sehingga dari dua unsur yang berbeda seperti yang dijelaskan di atas dengan keterbatasan di dalamnya, maka disinilah letak keunikan bagi seorang dosen ketika melakukan proses belajar mengajar di kelas. Seyogyanya pembelajaran di kelas bukan hanya mencerdaskan mahasiswa justru sebaliknya juga mencerdaskan dan memperkaya keilmuan dari dosen itu sendiri, karena bisa jadi mahasiswa lebih pintar dari dosennya, sehingga di sinilah penulis selalu mengatakan kita bisa mencuri ilmu dari mahasiswa, hanya saja triknya berbeda dalam menggali ilmu dari mereka karena dosen lebih dulu tau dibandingkan mahasiswa. Dengan demikian menurut hemat penulis pembelajaran didunia kampus lebih bersifat sharing pemahaman dan keilmuan antara dosen dan mahasiswa dan begitu juga sebalikinya. Sehingga kurang tepat kiranya jika menganggap dosen sebagai orang yang serba tau.

Kedua, tuntutan sebagai dosen. Dari pengertian dosen seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya memberikan pemahaman kepada kita bahwa dosen bukan hanya mengajar dikelas, dosen bukan hanya peneliti, dan dosen bukan hanya pengabdian kepada masyakat namun dosen adalah ketiga-tiganya. Inilah yang dituntut bagi seorang dosen. Dosen harus mampu melaksanakan Tridharma perguruan tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian pada masyarakat). Tridharma tersebut membentuk satu kesatuan yang saling mengisi antara satu dengan lainnya. Tridharma merupakan three angle system (tiga sudut pandang) yang memperkuat bangunan pendidikan dan apabila dari satu sudut saja tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi proses dari sisi atau sudut lainnya. 

Sebagai contoh karena sesuai perkembangan zaman dengan era yang serba digital (teknologi) maka perkembangan ilmu dan pengetahun juga mengalami akselerasi (percepatan) dan tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan juga begitu kian meningkat. Sehingga apa yang kita sampaikan dikelas tentang hakikat sebuah ilmu pengetahun dengan referensi 10 (sepuluh) tahun sebelumnya bisa jadi tidak relevan dan bisa dipakai lagi untuk kondisi saat ini. Oleh karena itu seorang dosen dituntut harus mampu mengembangkan keilmuannya lewat penelitian (research). Dengan penelitian yang dilakukan diharapkan akan lahir sebuah ilmu pengetahuan yang up to date (kekinian) untuk menjawab kebutuhan dan bermuara pada munculnya solusi terkait permasalahan dimasyarakat sebagai bentuk pengabdian. Sehingga hadirnya kebijakan Tridharma perguruan tinggi betul-betul dirasakan di masyarakat dan merupakan key word (kata kunci) bagi pembangunan bangsa dan negara baik dari sektor ekonomi, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.

Inilah sekilas alasan dengan beberapa keunikan yang memperkuat penulis bahwa dosen merupakan pilihan hidupku sehingga berazam dalam hati “aku ingin jadi dosen”. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.