Penerapan Pendidikan Kearifan Lokal di Dalam Keluarga


Sudah sejak dahulu Indonesia menjadi negara yang heterogen dan majemuk yang terdiri dari beragam kebudayaan, suku bangsa, ras, maupun adat istiadat. Sikap persatuan dan kebhinekaan pun mengakar kuat di dalam setiap individu. Tetapi, sedikit miris apabila akhir-akhir ini banyak terjadi penyimpangan yang berakibat retaknya kebhinekaan  dan timbulnya perpecahan di kalangan masyarakat. Melihat itu semua, kita seharusnya melihat kembali fakta sejarah dimana kaum pemuda dari beragam ras, agama, golongan, maupun suku bersatu padu demi tercapainya kemerdekaan. Dari situ kita melihat banyak sekali peran serta kaum pemuda terpelajar yang tidak hanya mementingkan golongannya secara sepihak, tetapi lebih mengedepankan asas kesatuan, persatuan dan keadilan demi tercapainya suatu tujuan, yaitu Indonesia Merdeka. Melihat itu semua, seharusnya kita tanamkan dalam diri kita makna perjuangan untuk keberlangsungan Kemerdekaan ini, tanamkan rasa cinta terhadap NKRI berikut dengan kebudayaan dan adat istiadatnya agar setiap kebudayaan di dalam negeri tetap terjaga.

Untuk menjaga agar setiap kebudayaan dan adat istiadat bangsa Indonesia tetap terjaga, maka perlu adanya pendidikan yang berkaitan dengan kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada saat ini banyak orang tua yang kurang peduli terhadap kearifan lokal bangsa Indonesia. Padahal terdapat nilai-nilai moral dalam kearifan lokal tersebut, seperti  gotong royong, religius, kesantunan, saling menghormati, tolong menolong, toleransi, dan masih banyak lagi.

Orang tua perlu mengajarkan anaknya dari hal yang ringan yaitu antarkan tidur anak dengan dongeng-dongeng daerah seperti malin kundang, sangkuriang, walisongo dan lain-lain. Karena dibalik cerita tersebut menyimpan banyak manfaat dan pembelajaran. Contohnya ketika orang tua menceritakan malin kundang ke anaknya ketika tidur, dimana dikisahkan malin kundang merupakan anak yang durhaka terhadap ibunya setelah menuai kesuksesan, maka ketika malin kundang kembali ke kampung halamannya ia bersikap dengan sombong dan tidak mengakui ibunya sehingga membuat ibunya menjadi sakit hati dan kemudian mengutuk malin kundang menjadi batu. Makna yang dapat dipetik anak dari cerita malin kundang yaitu anak tidak boleh durhaka kepada orang tuanya dan tidak boleh keras hati maupun keras kepala seperti batu yang digambarkan dengan batu malin kundang.

Tidak hanya cerita rakyat saja, namun ketika orang tua memiliki waktu, sempatkanlah bermain permainan daerah dengan anak. Jangan terlalu memanjakan anak gadget. Ketika anak bermain permainan tradisional dengan orang tuanya maka akan membuat anak dan orang tua semakin dekat. Berbeda dengan ketika anak dimanjakan dengan gadget, anak akan menjadi individualis dan sangat bernafsu ingin menyelesaikan permainan yang ada di gadgetnya sehingga anak akan sulit diatur segalanya dan menjadi lupa dengan waktu. Permainan tradisional yang dapat dilakukan orang tua kepada anaknya yaitu salah satunya adalah mengajak anak membuat pletokan ( senjata ) dari pelepah pisang maupun bambu, kegiatan ini akan menumbuhkan kreatifitas anak dan mengajarkan strategi serta menumbuhkan kedekatan batin orang tua dengan anaknya. Sangat disayangkan apabila pada zaman sekarang permainan tradisional hanya dimainkan pada hari kemerdekaan saja, seperti permainan egrang, tarik tambang dan sandal bakiak, padahal permainan tersebut dapat melatih  keseimbangan dan kerjasama tim.

Kebudayaan bangsa Indonesia sering diklaim oleh pihak asing, salah satunya adalah tarian tradisional, seperti Reog Ponorogo, Tari Piring, Tari Kuda Lumping. Disatu sisi banyak anak pada jaman sekarang lebih senang kepada tarian budaya luar yang didalamnya banyak menyimpang dari norma-norma, ajaran dan kebudayaan Indonesia dan tidak peduli dengan tarian dari daerahnya sendiri.  Pengenalan tarian-tarian tradisional kepada anak dilakukan oleh orang tua dengan cara yang disukai oleh anak, ajaklah anak ke tempat rekreasi yang mengandung unsur kebudayaan, salah satunya Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ). Dengan mengajak anak ke tempat seperti itu, anak akan perlahan mengenali tarian-tarian Indonesia. Dan ketika di dalam lingkungan rumah, ajaklah anak untuk belajar menari. Kegiatan menari merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk diterapkan kepada anak, karena tidak hanya mengenal mengenai keindahan dan gerak tubuh saja, namun banyak makna yang terdapat didalam tarian tersebut, contohnya tari Saman yang mengajarkan kekompakkan dan keserasian, serta unsur dakwah yang terdapat didalam tarian tersebut.

Ketika orang tua menerapkan pendidikan kearifan lokal terhadap anaknya, maka akan membuat anak memahami pentingnya kebudayaan Indonesia dan besar kemungkinan kelak ketika dewasa menjadi generasi yang mencintai NKRI, dapat menjaga setiap kebudayaannya dan dapat menerapkan nilai-nilai moral yang ada di dalam kebudayaan Indonesia.

Penulis: Arif Rahman

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.