PROSES PENDIDIKAN : BERAWAL DARI RASA INGIN TAHU
Oleh Khairul Azan (Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis).
Semester baru telah datang. Semester ini
saya mendapatkan jadwal untuk mengajar mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) pada Program Studi Ekonomi Syari’ah. Seperti biasa pertemuan
pertama saya isi dengan perkenalan dan kontrak perkuliahan. Setelah memperkenal
diri, saya meminta kepada mahasiswa memperkenalkan dirinya masing-masing dengan
menyebutkan nama hingga motivasi kuliahnya. Poin motivasi memang tak pernah
saya tinggalkan setiap mengawali pertemuan.
Ada dua alasan mengapa motivasi saya
anggap penting. Pertama, motivasi itu adalah awal dari segala
yang kita lakukan, dan motivasi adalah awal dari kesuksesan, ketika motivasi
tidak dimiliki maka sama halnya kita melangkah dan berbuat tanpa ada tujuan dan
arah. Kedua, motivasi juga menjadi bagian bagi saya dalam
merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan selama mengajar.
Di antara
sekian banyak mahasiswa memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan
lainnya. Ketika saya tidak mengenal karakter mereka masing-masing dimana di
dalamnya ada motivasi maka pembelajaran yang akan saya sampaikan akan mengalami
hambatan, dan tentunya tujuan pembelajaran tak juga mungkin tercapai.
Ada yang menarik ketika saya menanyakan
motivasi kuliah kepada salah seorang mahasiswa di kelas yang saya ajar.
Kebanyakan dari mereka menjawab motivasinya kalau tidak mengenai karir paling
tidak mereka akan menjawab dengan pernyataan yang paling umum yaitu ingin
melanjutkan pendidikan, tapi tidak dengan mahasiswa yang satu ini, dia
memberikan alasan bahwa motivasinya untuk kuliah dan memilih Program Studi
Ekonomi Syari’ah adalah karena penasaran dengan disiplin ilmu yang dimaksud.
Saya rasa ini adalah jawaban yang unik dan jarang saya dengar dari mahasiswa
yang pernah diajar.
Penasaran adalah rasa yang dimunculkan
karena ingin tahu tentang sesuatu. Saya rasa inilah proses dari pendidikan itu
sendiri. Proses pendidikan pada dasarnya adalah menumbuhkan rasa penasaran dari
para mahasiswa atau siswa tentang suatu ilmu. Karena penasaran mereka
akan mencoba terus mencari dan terus mencari tahu sehingga menemukan
jawabannya.
Oleh karena itu hendaknyalah proses pendidikan yang
dinternalisasikan lewat belajar mengajar di kelas diselenggarakan dengan cara
komunikasi dua arah yang merangsang mahasiswa atau siswa untuk berfikir kritis
dan analitis. Mahasiswa atau siswa itu seperti gelas. Ada gelas yang
terisi separuh air dan ada juga sama sekali tidak terisi. Sementara guru adalah
salah satu sumber air untuk mengisi gelas tersebut agar menjadi penuh.
Untuk
membuat gelas penuh hendaknyalah para dosen atau guru mampu merangsang mahasiswa atau siswa
untuk mencari sumber air lalu mengisinya. Rangsangan yang diberikan sangat
tergantung pada strategi pembelajaran yang dilakukan oleh para dosen atau guru.
Tidak ada komentar