Keseimbangan Dalam Hidup Bersama Al – Qur’an



Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Q.S. Al Qashash : 77

Saudaraku dunia ini sangat luas. Tuhan memberi kebebasan kepada manusia untuk menjemput rahmat-Nya dimanapun kita berada dan kapanpun itu. Tidak ada sekat dan perbedaan antara si A dan si B atau si C. Semuanya punya hak yang sama untuk meraih segala yang diimpikan. Namun walaupun demikian janganlah lupa kepada-Nya. Tuhan sang pemilik alam semesta. Karena sejauh apapun kita melangkah, sekuat apapun tenaga yang kita keluarkan, dan sebanyak apapun tindakan yang kita lakukan jika Tuhan tidak berkehendak maka semua tidak akan ada artinya.

Inilah konsep keseimbangan dalam hidup. Semuanya harus seimbang. Keseimbangan akan muncul ketika dunia dan akhirat melebur menjadi satu dalam setiap tindakan dan perbuatan. Ketika kita berharap banyak tentang keuntungan di dunia maka janganlah lupa tentang akhirat yang pasti akan tiba. Tiba saatnya kehidupan abadi itu akan menghampiri dan keagungan di dunia akan hilang ditelan bumi.  Keseimbangan dalam hidup akan melahirkan ketengan pada diri. Ketika kita memiliki harta yang berlimpah maka gunakan itu sebagai penerang kehidupan disurga. Ketika kita memiliki kekuasan maka gunakanlah kekuasaan itu sebagai jembatan untuk meniti kehidupan yang lebih abadi.

Saudaraku dunia ini hanya sebentar. Semua yang kita raih di dunia ini hanyalah titipan sesaat, sampai waktunya titipan itu akan kembali kepada sang pemiliknya. Oleh karena itu janganlah lupa dan lengah. Begitu juga sebaliknya kita tidak boleh lupa akan kehidupan di dunia. Karena dengan kehidupan di dunialah kejayaan di akhirat akan kita raih.

Dalam mengais rizki banyak cara Tuhan untuk menguji. Ada yang diuji dengan kakayaan dan ada juga yang  diuji dengan kemiskinan. Ujian tersebut merupakan cara Tuhan agar manusia mengerti tentang keseimbangan. Ketika kita miskin maka janganlah berburuk sangka kepada Tuhan seolah-olah Ia telah lupa. Melainkan tetap berusaha untuk menjemput rahmat-Nya. Ketika kita telah berusaha namun hasilnya juga tidak maksimal, maka lakukan instropeksi diri. Barangkali ada yang salah dengan cara dan usaha yang kita lakukan. Bisa jadi keseimbangan belumlah kita lakukan. Kita sibuk mencari namun lupa akan zat yang memberi. Sehingga usaha yang kita lakukan tidak menjadi berkah dan ibadah dalam kehidupan.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.