Pengalamanku Praktik Mengajar
Oleh Rahayu Umar, Mahasiswa PAI UNISMA Bekasi
Sebelum cerita pengelaman mengajar, mari sama-sama kita mengulang
terlebih dahulu apa sih pengertian mengajar itu? Biar lebih seru aja cerita
ke depannya. Nah untuk pengertiannya sendiri saya mengambil dari salah
satu pendapat menurut para ahli yaitu “Mengajar adalah segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan” (Muhammad Ali, 1992
: 12).
Upaya
yang disengaja dalam hal ini menurut saya adalah penyampaian atau mentrasfer
ilmu kepada peserta didik yang sesuai dengan perkembangan zaman, serta
memberikan sejumlah keterampilan-keterampilan yang di landasi dengan
seperangkat teori agar lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran itu
sendiri.
Berlanjut
pada cerita yang sudah saya janjikan di atas, banyak pengalaman yang dapat saya
ambil selama mengajar dalam kurung waktu ± 3 bulan, salah satunya yang paling
utama menurut saya adalah dengan mengenali karakter peserta didik itu sendiri
seperti apa. Karena itu adalah peran penting seorang pengajar dalam
mempersiapkan proses belajar mengajar dengan mengetahui sikap, perilaku atau
karakater mereka.
Tidak hanya soal peserta didik, sekolahnya pun menerima kami
(sekelompok mahasiswa PPLK) dengan senang hati mengajarkan para siswanya yang
kategori sebagian dari siswanya adalah “Berkebutuhan Khusus”. Entah apa
yang saya rasakan ketika pertama kali bertemu, mereka punya semangat yang luar
biasa dalam belajar serta kasih sayangnya juga dari guru yang ditujukan pada
mereka tidak berkurang sehingga membuat saya termotivasi dari mereka yang tidak
pernah patah semangat dan bisa didefinisikan itu adalah salah satu kebahagiaan pertama
yang saya rasakan selama mengajar.
Masih
dengan cerita yang sama mengenai peserta didik yang sudah saya ceritakan
sebelumnya, untuk cara mengajar bagi siswa yang berkebutuhan khusus sudah saya
jelaskan sedikit di atas yaitu dengan keterampilan-keterampilan yang kita
miliki agar mereka tidak cepat bosan dalam belajar salah satunya dengan
melakukan ice breaking atau game-game lainnya.
Dengan itu mereka
akan mudah mengerti apa yang sudah dijekaskan, selain itu saya juga
mengingatkan untuk tidak pilih kasih di antara mereka dengan siswa yang normal
adanya. Kami pun saling berbagi pengelaman menceritakan tentang kehidupan dalam
perkuliahan dan sekolah yang terjadi sekarang ini sehingga kami terlihat begitu
dekat bagaikan teman.
Uuppss…!!
Hampir lupa menceritakan teman-teman kelompok saya. Selanjutnya definisi
kebahagiaan Kedua bersama teman-teman.
Selama
mengikuti PPLK saya tidak hanya belajar bagaimana caranya mengajar, saya juga
melakukan kegiatan ekskul lainnya yang menjadikan saya sebagai seorang juri
dalam acara perlombaan 17-an dan itu adalah untuk pertama kalinya, bagaimana
caranya bertanggungjawab menjadi seorang Ketua dalam sebuah kelompok yang
mengayomi teman-temannya, memperhatikan bagaimana cara teman bersikap dengan
baik terhadap guru-guru di sekolah tersebut, dan bagaiamana cara kami berbagi
dalam kebersamaan yang mungkin tidak akan pernah saya lupakan.
Intinya
dalam mengajar adalah dengan memberi keterampilan-keterampilan yang kita punya agar
terciptanya sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Bagi
mahasiswa semester akhir “Never Give Up”, dan semangat untuk mengerjakan
SKRIPSInya
Tidak ada komentar