Mendidik Dengan Hati

Image result for gambar mengajar

Oleh Khairul Azan, Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis
Mendidik adalah proses transformasi ilmu kepada peserta  didik agar mereka memiliki perubahan kearah kedewasaan dan kemandirian diri secara aktif. Proses transformasi tersebut tercermin dari perubahan prilaku, sikap mental dan akhlak dari anak didik. Menurut Sardiman (2005),  “Mendidik” dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani.

Oleh karena itu “Mendidik” dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. “Mendidik” tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values. “Mendidik” diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikomotorik maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang berpribadi.

Mendidik adalah proses timbal balik antara pendidik dengan anak didik dalam menjadi manusia yang terbaik. Agar proses mendidik bisa berjalan dengan baik maka perlu adanya proses pembelajaran yang interaktif dan menarik. Pembelajaran dikelas hendakya dibangun dalam prinsip rumah kedua bagi anak dengan menumbuhkan suasana yang menyenangakan bukan justru sebaliknya lebih terkesan membosankan. Keberhasilan pendidikan adalah keberhasilan guru dalam mendidik anak. Oleh karena itu peran guru sebagai pendidik sangatlah utama.

Mendidiklah dengan hati agar pendidikan berhasil mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang mandiri. Mendidik dengan hati menekankan para prinsip panggilan jiwa sebagai dasar sebuah profesi guru yang disanjung tinggi. Mendidik dengan hati akan menyentuh aspek sikologis dari anak didik yang membuat proses pembelajaran dikelas penuh akan rasa kesadaran bukan menolak tentang apa yang diajarkan. Adapa beberapa hal yang saya anggap adalah bagian dari mendidik dengan hati diantaranya adalah: 1) Munculkan kebahagiaan bukan tekanan, 2) mengenali anak didik, 3) berikan sentuhan pemahaman bukan hafalan.

Munculkan kebahagiaan bukan tekanan
Mendidik adalah proses membuka cakrawala anak tentang sebuah pemahaman atas nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan. Membuka cakrawala anak haruslah dilakukan dengan suka rela baik dari pemberi (guru) maupun dari penerima sebuah ilmu (peserta didik). Munculnya kesadaran untuk memberi dan menerima akan terjadi ketika adanya kebahagiaan dari guru dan peserta didik ketika melakukan proses pembelajaran dikelas. Sehingga apa yang disampaikan akan masuk keotak siswa dengan senang hati tanpa paksaan.

Mengenali anak didik
Pendidik yang baik adalah pendidik yang mengenali anak didiknya. Mengenali anak didik bukan saja tau akan nama mereka saja namun paling penting adalah mengenali karakter dan potensi dari peserta didik sesuai perkembangannya. Seorang pendidik yang baik bisa membedakan si A dan si B. Dalam mendidik seorang guru harus jeli dengan perbedaan karakter yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Berikan sentuhan pemahaman bukan hafalan
Seringkali pembelajaran dikelas hanya mengarah pada kemampuan otak untuk menghafal namun seringkali kurang diimbangi dengan pemahaman dari apa yang dihafalkan. Anak sering menghafal tanpa adanya penekanan pada pemahaman. Ketika ini terus dilakukan maka akan mengarah pada lahirnya manusia yang hanya tau akan teori tapi lemah akan praktik sebagai kenyataan dalam menjadi manusia yang mandiri. Oleh karena itu saatnyalah merubah cara mendidik yaitu ada penyeimbang dari apa yang dihafalkan juga harus dipahami.

*Sumber gambar: Google




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.